KIRAB AGUNG JUMENENGAN: Setelah Puluhan Tahun, Kereta Kyai Garoeda Poetra Kembali Dipakai

Berita Kota Solo - KIRAB AGUNG JUMENENGAN: Setelah Puluhan Tahun, Kereta Kyai Garoeda Poetra Kembali Dipakai
SOLO - Jumali bersama istrinya, Suyati, dan anaknya yang baru berusia lima tahun, Dewi Ernawati, berdiri menunggu dengan sabar di undakan belakang Sitihinggil Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta. Keluarga asal Demak itu terus mengarahkan pandangan pada karpet merah yang membentang hingga pintu Kori Kamandungan.

Dia penasaran ingin melihat raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi dan sanak kerabatnya, yang Minggu (17/6/2012) siang mengikuti Kirab Ageng Tingalan Jumenengan. “Saya merasa benar-benar beruntung. Berwisata bersama rombongan TK anak saya ke Solo bersamaan dengan penyelenggaraan kirab ini. Penasaran juga ingin melihat seperti apa keluarga raja itu,” katanya kepada Solopos.com.

Rasa penasaran Jumali terobati ketika PB XIII Hangabehi akhirnya berjalan di sepanjang karpet merah itu diiringi sang permaisuri Ratu PB XIII dan putranya GPH Purboyo. Menyusul di belakangnya para sentana dan kerabat dalem.

Para anggota keluarga raja itu terus berjalan sampai halaman Pagelaran Keraton, di mana sejumlah kereta kencana dan kuda-kuda telah disiapkan, termasuk kereta kencana Kyai Garoeda Poetra yang untuk kali pertama sejak era PB XI, akhirnya dikeluarkan dan dipakai untuk kirab. Kereta itu hanya dinaiki PB XIII bersama permaisuri dan GPH Purboyo.

Total ada tiga kereta kencana milik keraton yang dikeluarkan untuk kirab. Selain Garoeda Poetra, ada Kereta Maraseba dan Kereta Kyai Raja Peni, yang dinaiki beberapa putri seperti GKR Timur, GKR Sekar, GKR Ratih dan GKR Putri.

Tampak pula sejumlah kereta kencana milik Pemkot Solo yang antara lain dinaiki oleh GPH Dipokusumo dan para kerabat. Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung (KPGH PA) Tedjowulan sendiri tidak naik salah satu kereta kencana itu. Dia naik seekor kuda bernama Sri Gading.

Dimulai dengan prajurit pembawa bendera dan spanduk tema kirab, kirap pun diberangkatkan. Di belakang spanduk tema ada KGPH Mangkubumi sebagai manggalayudha, didampingi dua sepupunya, serta sejumlah pimpinan muspida. Di belakangnya kelompok drumband, prajurit tamtama, prajurit sorogeni, urug-urug sentana, prajurit pranyutro dan pengamanan, kereta Garoeda Poetra, prajurit prawira anom, Kereta Moroseba, Kereta Raja Peni, dan kereta-kereta lainnya, dilanjutkan prajurit jayengastra, dan pangayab atau abdi dalem.

MERIAH -- Iring-ringan kirab agung dalam rangka jumenengan PB XIII melewati Pasar Gede, Minggu (17/6/2012). (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)


Berita Minggu, 17/6/2012 - sumber: Solopos

Berita Lainnya:
  • 1.323 DUTA PEDULI Dikukuhkan
  • DAMPAK SIEM 2012: Pengelola Balekambang Minta Jaminan
  • PEMBONGKARAN SARIPETOJO: Warga Belum Terima Sosialisasi
  • ESEMKA: Lolos Prauji Emisi, Esemka Rajawali Diminta Kurangi Bobot
  • SARIPETOJO: Bangunan Bekas Rumah Dinas Diharapkan Jadi Museum