RAWAN KEBAKARAN: Kota Solo Belum Punya RISPK, Sulitkan Tugas Pemadam Kebakaran

Berita Kota Solo - RAWAN KEBAKARAN: Kota Solo Belum Punya RISPK, Sulitkan Tugas Pemadam Kebakaran
SOLO â€" Belum adanya Rencana Induk Sistem Pemadam Kebakaran Kota (RISPK) di Kota Solo, menyebabkan kawasan rawan kebakaran hingga saat ini belum bisa dipetakan. Padahal, RISPK tersebut dinilai penting lantaran akan memudahkan tugas para pemadam kebakaran (PMK) saat kebakaran terjadi.

Kasi Manajemen Penanggulangan Kebakaran Bidang PMK Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo, Rochadi Poerwanto, mengatakan RISPK tersebut sebenarnya sudah pernah digarap sebelum Dinas PMK melebur menjadi salah satu bidang di DPU Solo. “Ya sebelum tahun 2008, RISPK itu pernah digarap yakni dari pendahuluan dan draft RISPK. Namun, PMK kemudian masuk ke DPU dan program tersebut hingga saat ini tidak ada kelanjutan,” terangnya.

Rochadi menuturkan melalui RISPK kawasan berisiko kebakaran bisa dipetakan, tidak hanya di Kota Solo, tetapi bisa mencakup Soloraya. Selain itu, RISPK juga bisa memetakan diantaranya jumlah SDM yang tersedia, alat pemadam kebakaran yang dimiliki, serta waktu reaksi petugas. “Kalau kami sendiri yang membuat jelas tidak bisa karena harus melibatkan instansi lain. Untuk melakukan hal tersebut juga perlu dilakukan survei,” ujarnya.

Disinggung mengajukan bantuan anggaran untuk menggarap RISPK, Rochadi mengatakan hal tersebut tidak serta merta langsung disetujui oleh Pemkot Solo. “Ya kami juga harus memahami anggaran yang dimiliki pemkot terbatas, sehingga alokasi anggaran diberikan untuk hal yang lebih penting. Lagi pula, program tersebut dari pemerintah pusat,” ungkapnya.

Di sisi lain, Rochadi mengatakan selama ini pihaknya hanya mengandalkan laporan kebakaran dari masyarakat melalui telepon kabel. Melalui ponsel, lanjutnya, PMK hanya percaya pada laporan yang diberikan oleh lurah, Kapolres, atau pejabat publik lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Kami dituntut untuk cepat sampai tujuan, saat di jalan kami diprioritaskan untuk melintas. Makanya sebelum kami meluncur ke lokasi kejadian, kami melakukan kroscek terlebih dahulu terkait kebenaran laporan yang kami terima agar tidak mengganggu aktivitas yang lain,” paparnya.

Disinggung alasan penerimaan laporan yang dipercaya hanya dari laporan pesawat telepon kabel, Rochadi mengatakan lantaran selama ini banyak pihak yang tidak bertanggung jawab sering melaporkan kejadian kebakaran palsu. “Ya kalau tidak percaya, coba saja datangi bagian penerima laporan kami. Dalam waktu lima menit saja bisa sampai puluhan kali laporan palsu masuk. Karena nomor telepon darurat itu bebas biaya, sehingga banyak yang sering iseng menelepon kami dan mengabarkan kejadian kebakaran palsu,” tukasnya.


Berita Rabu, 11/7/2012 - sumber: Solopos

Berita Lainnya:
  • PBB Dilimpahkan, PAD Pemkot Tambah Rp17 M
  • BAYAR TEBUSAN: Bayi Terlantar Jadi Rebutan Pengadopsi
  • DPD PAN Gelar Temu Tokoh Solo
  • PMK SOLO Butuh Personel Tambahan
  • MOTOR DINAS LURAH: TAPD Siap Ajukan Anggaran Pengadaan