TPA PUTRI CEMPO: Sampah Terbakar Timbulkan Polusi, Warga Mengeluh

Berita Kota Solo - TPA PUTRI CEMPO: Sampah Terbakar Timbulkan Polusi, Warga Mengeluh
SOLO – Sejumlah warga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Putri Cempo Solo, mengeluhkan gangguan asap akibat kebakaran yang terjadi di TPA itu. Kebakaran tersebut diketahui telah terjadi sejak sebulan terakhir.

Salah satu staf UPTD TPA Putri Cempo, Haryanto, mengakui kebakaran di TPA itu sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Kebakaran itu, diakuinya, bisa terjadi khususnya saat musim kemarau tiba. ”Tahun lalu juga terjadi kebakaran sampai empat bulan lamanya. Penyebabnya antara lain faktor cuaca yang kering di musim kemarau,” ujar Haryanto ketika ditemui wartawan di kantor TPA Putri Cempo, Sabtu (30/6/2012).

Haryanto menjelaskan petugas setempat sejauh ini telah berupaya memadamkan dengan menyiram titik api menggunakan truk tangki air. Selain melokalisasi area kebakaran dengan membuat parit, petugas juga menjaga supaya sampah tetap basah. Kebakaran kali ini, menurut Hariyanto, bertipe sama seperti tahun sebelumnya. Titik api berpindah mendekati area kering. Sehingga lokalisasi titik api melalui area basah membutuhkan air cukup banyak. “Sejauh ini kami mengandalkan dropping air truk DKP,” jelasnya.

Ketua DPRD Kota Solo, YF Sukasno, yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi TPA, juga mengakui pihaknya menerima keluhan dari sejumlah warga yang merasa terganggu dengan polusi asap akibat kebakaran tersebut. Sabtu siang itu, Sukasno pun meninjau ke lokasi untuk melihat kondisi TPA. Didampingi penanggung jawab keamanan, Endro, Sukasno naik ke tumpukan sampah yang menggunung dengan ketinggian sekitar 12 meter. Dari lokasi itu, terlihat hamparan sampah di TPA Putri Cempo yang luasnya sekitar 17 hektare (ha) tersebut. Namun di sisi timur dan barat masih kosong. Sementara di antara tumpukan sampah, terlihat pula ratusan sapi yang digembalakan di TPA itu. Kepulan asap pun terlihat dari beberapa titik, walaupun sumber api tidak terlihat di permukaan. Asap yang muncul dari titik-titik kebakaran itu memicu keluhan masyarakat di sedikitnya enam kampung di wilayah Kelurahan Mojosongo, Solo dan Gondangrejo, Karanganyar.

“Kalau asapnya ke utara mengganggu warga di Kalikebo, Ketelan, dan Malangrejo di wilayah Gondangrejo, Karanganyar. Sedangkan kalau asapnya ke selatan mengganggu warga di Kelurahan Mojosongo, yakni kampung Randusari, Jantirejo, dan Kepuhsari,” terangnya.

Sukasno mengatakan perwakilan warga dari wilayah terdampak meminta penanganan serius supaya kebakaran di TPA segera ditanggulangi. Sayangnya, hal itu terkendala minimnya alat berat yang tersedia di TPA itu. Saat ini, hanya ada dua alat berat yang dapat diandalkan untuk mengeruk sampah. Itu pun harus bekerja nonstop. Sejauh ini ekskavator dan backhoe difungsikan melokalisasi area titik api supaya tidak merembet ke bukit-bukit sampah lainnya.


Berita Sabtu, 30/6/2012 - sumber: Solopos

Berita Lainnya:
  • SMS PROVOKASI: Pedagang Menyatakan Pasar Klewer Berstatus Waspada
  • BPPDS BATAL DILANTIK, Tamu Undangan Pelantikan Kecele
  • MAKE AWARD 2012: Tim Penilai Terkesan Sistem Pendidikan
  • IZIN BERMASALAH: Warga Pucangsawit Gembok Pintu Tower
  • SMS PROVOKASI: Pedagang Menyatakan Pasar Klewer Berstatus Waspada

    Berita Kota Solo - SMS PROVOKASI: Pedagang Menyatakan Pasar Klewer Berstatus Waspada

    SOLO-Para pedagang yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) mengaku menerima pesan pendek (sms) bernada provokasi. Saat ini, pedagang yang getol menolak rencana revitalisasi Pasar Klewer itu mulai mencanangkan status waspada bagi seluruh pedagangnya.

    “Kami meminta kepada pedagang dan semua yang berada di Klewer agar waspada. Ada orang-orang yang bergerak dalam keramaian,” tegas Humas HPPK, Kusbani kepada Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (29/6/2012).

    Kusbani menjelaskan, kondisi Pasar Klewer saat ini mulai memanas. Di tengah pro kontra revitalisasi pasar konveksi terbesar di Jawa Tengah itu, tindakan-tindakan yang tak bertanggungjawab akan mudah tersulut. Salah satunya ialah dengan beredarnya ajakan-ajakan berbau provokasi, baik melalui sms maupun pembicaraan langsung.

    “Misalnya, saat ini sudah ada sms-sms yang sifatnya provokasi. Bisa juga melalui omongan,” katanya tanpa mau menguraikan lebih jauh isi pesan provokasi tersebut.

    Atas kondisi itulah, HPPK menghadap Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in untuk meminta aparat pengamankan Pasar Klewer. Peningkatan pengamanan itu juga bagian dari menjaga iklim kondusif Pasar Klewer menjelang Lebaran yang merupakan musim panen pedagang tiap tahun.

    “Selama ini, pengamanan dari Polsek memang sudah dilakukan. Namun, karena dianggap kurang mencukupi, kami meminta pengamanan tambahan dari aparat Polresta,” paparnya.

    Pengurus HPPK lainnya, Heri Edi menambahkan, saat ini pedagang tengah berdebar menanti hasil feasibility study (FS). Sebab, hasil FS akan menjadi salah satu bagian penting dalam sebuah rekomendasi soal perlu dan tidaknya merevitalisasi Pasar Klewer. “FS telah usai. Namun, hasilnya masih dalam pengolahan. Kami semua tengah menanti,” paparnya.

    Dalam masa-masa penantian inilah, pedagang diharapkan bisa tenang dan tak mengambil tindakan-tindakan yang meresahkan pedagang lainnya. Begitu pun dengan Pemkot Solo, kata Edi, juga diminta tak mengumbar statemen yang bikin resah pedagang. “Kalau statemen ke publik jangan memana-manasi. Dan yang terpenting jangan mengintervensi hasil FS,” paparnya.


    Berita Sabtu, 30/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • BPPDS BATAL DILANTIK, Tamu Undangan Pelantikan Kecele
  • MAKE AWARD 2012: Tim Penilai Terkesan Sistem Pendidikan
  • IZIN BERMASALAH: Warga Pucangsawit Gembok Pintu Tower
  • BPPDS BATAL DILANTIK, Tamu Undangan Pelantikan Kecele

    Berita Kota Solo - BPPDS BATAL DILANTIK, Tamu Undangan Pelantikan Kecele

    SOLO--Pelantikan pengurus Badan Promosi Pariwisata Daerah Solo (BPPDS) yang sedianya digelar Jumat (29/6/2012) pagi di Balai Tawangarum Kompleks Balaikota Solo mendadak ditunda. Akibatnya sejumlah tamu undangan kecele.

    Bahkan ada salah satu hotel yang sudah terlanjur memesan karangan bunga berisi ucapan selamat. Karangan bunga itu tetap dikirim dan diletakkan di depan Pendapi Gedhe.

    Keterangan yang diperoleh Solopos.com, penundaan itu dikarenakan Walikota Solo Joko Widodo yang saat ini sedang cuti kampanye sebagai calon gubernur DKI Jakarta menginginkan melantik sendiri lembaga itu. Informasi tersebut sampai ke sekretariat BPPDS–sebelumnya Badan Promosi Pariwisata Indonesia Solo (BPPIS)–Kamis (28/6/2012) sore.

    “Kemarin sore kami sudah langsung mengirimi faks pemberitahuan kepada para tamu undangan tapi mungkin banyak yang tidak menerima sehingga banyak yang tetap datang,” ujar salah satu staf sekretariat BPPDS, Magdalina, yang pagi itu berjaga di pintu masuk menuju Balai Tawangarum Kompleks Balaikota.

    Pantauan Solopos.com, pagi itu cukup banyak ramu undangan yang datang. Di antaranya tamu dari Bank Indonesia, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Sahid dan masih banyak lagi.

    Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Widdi Srihanto, juga meminta maaf atas penundaan itu. Sebab, dirinyalah yang menandatangani surat undangan bagi para tamu.

    “Ya ini memang mendadak. Memang bisa saja yang melantik Pak Wawali, tapi Pak Wali menginginkan beliau sendiri yang melantik BPPDS,” jelas Widdi.


    Berita Jumat, 29/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • MAKE AWARD 2012: Tim Penilai Terkesan Sistem Pendidikan
  • IZIN BERMASALAH: Warga Pucangsawit Gembok Pintu Tower
  • KPK Disumbang Terali Besi…
  • MAKE AWARD 2012: Tim Penilai Terkesan Sistem Pendidikan

    Berita Kota Solo - MAKE AWARD 2012: Tim Penilai Terkesan Sistem Pendidikan
    SOLO – Tim penilai Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Award 2012, Jumat (29/6/2012), datang ke Kota Solo untuk melakukan verifikasi lapangan. Hasilnya, mereka mengaku terkesan dengan sistem pendidikan di Solo.

    Seperti diinformasikan, Kota Solo menjadi satu-satunya organisasi pemerintahan yang masuk sebagai finalis MAKE Award 2012. Dalam ajang ini, Solo bersaing dengan belasan perusahaan terkemuka seperti Unilever, PT Wika, Toyota Astra Motor, dan sebagainya.

    Keterangan yang diperoleh Solopos.com, tim yang terdiri atas dua orang perempuan itu memulai verifikasi sekitar pukul 08.00 WIB. Mereka mengunjungi sejumlah lokasi pelayanan publik di Kota Solo dengan mendasarkan pada paparan yang disampaikan Walikota Solo, Joko Widodo, di hadapan para panelis di Jakarta beberapa waktu lalu.

    Di antara tempat yang dikunjungi itu adalah Pasar Notoharjo, Puskemas Gajahan, Pasar Gading, Kelurahan Tegalharjo, Monumen 45 Banjarsari, Taman Tirtonadi, Pasar Nusukan, Kecamatan Banjarsari, SD Tegalharjo, SMKN 6 dan SMKN 2 serta Kantor Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Solo (PKMS) di Kompleks Balaikota.

    Kepada wartawan seusai makan siang di Loji Gandrung, salah satu dari tim penilai, Arum Dyastari, mengungkapkan dirinya dan rekannya, Roza Sibarani, hari itu datang ke Solo untuk mengumpulkan bukti sebagai bahan penilaian bagi panelis.

    “Dari kunjungan tadi kami terutama terkesan dengan sistem pendidikan, mulai dari sekolah plus, BPMKS dan sebagainya. Selain itu juga kolaborasi antarsatuan kerja di internal pemkot maupun dengan stakeholders. Solo kuat di kolaborasi itu,” jelas Arum.

    Arum mengungkapkan, ada 40 panelis yang terlibat dalam penilaian MAKE. Sementara penilaiannya meliputi delapan kriteria, di antaranya kepemimpinan, organisasi, kolaborasi antarbagian dan hasil nyata dari inisiatif yang dilakukan. Menurut Arum, ini merupakan kali pertama selama delapan kali penyelenggaraan MAKE Award di Indonesia, intansi pemerintahan masuk nominasi hingga menjadi finalis. “Para panelis sangat antusias dengan ini,” imbuhnya. Tahap berikutnya akan dipilih tiga pemenang yang akan maju ke MAKE award tingkat Asia.

    Tim tersebut diterima oleh hampir semua pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Solo. Setelah makan siang, tim diajak berkeliling menggunakan bus Werkudara lalu dilanjutkan mencoba Sepur kluthuk Jaladara.


    Berita Jumat, 29/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • IZIN BERMASALAH: Warga Pucangsawit Gembok Pintu Tower
  • KPK Disumbang Terali Besi…
  • RASKIN: RTS Tak Tepat, 50 RT di Kadipiro Protes
  • IZIN BERMASALAH: Warga Pucangsawit Gembok Pintu Tower

    Berita Kota Solo - IZIN BERMASALAH: Warga Pucangsawit Gembok Pintu Tower

    SOLO-Warga RT 003/ RW 003, Pucangsawit, Jebres, Solo, menggembok pintu masuk menuju tower bersama milik PT Protelindo karena izin perpanjangan tower tersebut dianggap bermasalah.

    Sekretaris tim warga yang mengawal kasus itu, Agung Nugroho, Jumat (29/6/2012), mengatakan perpanjangan kontrak tower tersebut telah selesai pada 15 Mei lalu. Sementara, warga melakukan penggembokan pintu masuk tower pada 15 Juni. Penggembokan pintu tower yang didirikan di lahan berukuran 100  meter persegi itu menurutnya juga disaksikan aparat kepolisian setempat.

    Agung menjelaskan, pihak PT Protelindo mengaku sudah ada perjanjian untuk perpanjangan antara pemilik lahan dengan pihak PT. Namun, warga belum memberikan izin perpanjangan tower tersebut.   “Tapi sebenarnya, pemilik lahan itu sepakat kalau warga juga sepakat. Dia ikut dengan suara warga,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, Jumat (29/6), di rumahnya.

    Menurut Agung, warga meminta ada penandatangan kompensasi pendirian tower tersebut. Pasalnya radiasi dari pendirian tower di lokasi itu jelas merugikan. Kompensasi yang dituntut oleh warga sebesar Rp500 juta. “Kami hanya ingin ada kompensasi untk kontrak baru ini lima tahun ke depan. Ini masih melakukan negosiasi dengan pihak PT Protelindo. Kami lihat saja nanti hasil negosiasi seperti apa,” jelasnya.

    Pemilik lahan, Sumarno, tak banyak berkomentar. Ia mengaku ikut dengan kemauan warga sekitar. Sementara, mengenai uang yang sudah ditransfer oleh PT Protelindo, ia mengaku tak akan menggunakannya sebelum masalah tersebut selesai.

    Sumarno juga tengah menunggu selesainya pembuatan surat ahli waris. Pasalnya, menurut perjanjian, uang sewa itu bisa diterima apabila ia sudah mempunyai ahli waris sah. “Saat ini pembuatan surat ahli waris belum selesai. Semua sedang proses,” jelasnya saat ditemui Solopos.com, Jumat (29/6).

    Sementara, salah satu anggota staf PT Protelindo saat dihubungi Solopos.com, enggan memberikan komentarnya.


    Berita Jumat, 29/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • KPK Disumbang Terali Besi…
  • RASKIN: RTS Tak Tepat, 50 RT di Kadipiro Protes
  • SEWA BENTENG: Elemen Masyarakat Segel Benteng Vastenburg
  • Berita Kota Solo -

    Berita - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • KPK Disumbang Terali Besi…
  • RASKIN: RTS Tak Tepat, 50 RT di Kadipiro Protes
  • SEWA BENTENG: Elemen Masyarakat Segel Benteng Vastenburg
  • PEMKOT SOLO Bakal Bangun Gedung Layanan Publik Rp10 Miliar
  • BAYI UNTA Lahir di TSTJ
  • KPK Disumbang Terali Besi…

    Berita Kota Solo - KPK Disumbang Terali Besi…

    Sudyatmoko berdiri mematung di hadapan patung Slamet Riyadi Solo, Kamis (28/6/2012) siang. Bajunya serba hitam, mirip algojo dalam kisah film layar kaca. Di tengah sengatan mentari, Sudyatmoko mencoba tegar berdiri menyangga sebuah terali besi hitam di atas aspal jalan yang panas.

    Pria yang berprofesi sebagai penarik becak itu rupanya ingin menyampaikan sebuah pesan keadilan yang mulai hilang di negerinya ini. “Terali besi ini untuk nyumbang rencana pembangunan gedung KPK [Komisi Pemberantasan Korupsi]. Kami tak punya uang untuk nyumbang,” kata rekan Sudyatmoko, Ary Minarto yang juga terlibat dalam aksi itu.

    Ary dan Sudyatmoko menggelar aksi keprihatinan di jalan raya karena rasa muaknya atas ketimpangan dan ketidakadilan di negerinya sendiri. Ketika KPK mulai menghantui para koruptor bertangan besi, lembaga itu justru diserang balik dari kanan kiri. Salah satunya ialah menghambat rencana pembangunan gedung KPK yang kini menjadi polemik berkepanjangan di Senayan itu. “Kalau bikin gedung olahraga yang tak jelas saja, bisa mengucur gampang. Tapi, untuk urusan KPK malah dipersulit,” katanya.

    “Besok, terali besi ini akan kami paketkan di Kantor Pos. Kami ingin membantu KPK menyiapkan penjara bagi para koruptor,” tegas Ary.

    Penggagas acara, Mayor Haristanto dari Republik Aeng-Aeng mengakui bahwa ide itu lahir karena geram menyaksikan ulah DPR dan para koruptor di panggung politik. Melalui paket terali besi itu, Mayor ingin mendorong kepada lembaga musuh para koruptor itu agar bisa lebih tegas. “Sikat semua. Jangan kasih ampun para koruptor,” ujarnya.


    Berita Kamis, 28/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • RASKIN: RTS Tak Tepat, 50 RT di Kadipiro Protes
  • SEWA BENTENG: Elemen Masyarakat Segel Benteng Vastenburg
  • PEMKOT SOLO Bakal Bangun Gedung Layanan Publik Rp10 Miliar
  • BAYI UNTA Lahir di TSTJ
  • RASKIN: Warga Miskin di Semanggi Protes Kelurahan
  • RASKIN: RTS Tak Tepat, 50 RT di Kadipiro Protes

    Berita Kota Solo - RASKIN: RTS Tak Tepat, 50 RT di Kadipiro Protes

    SOLO--Sekitar 50 RT di Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo memprotes tidak tepatnya Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima beras untuk warga miskin (raskin) di kelurahan tersebut.

    Pelaksana lapangan raskin Kelurahan Kadipiro, Rini Susilowati, saat ditemui Solopos.com, Kamis (28/6/2012), mengatakan pengaduan terkait kekeliruan RTS mencapai lebih dari 50 RT. Menurutnya, sebagian Ketua RT memprotes kelurahan karena warga miskin tercoret dari daftar penerima, sementara warga yang dianggap mampu terdaftar. Bahkan ada nama penerima raskin yang bukan termasuk warga RT setempat.

    Rini menjelaskan jumlah penerima raskin per Juni 2012 di kelurahannya memang mengalami peningkatan dari sebelumnya 1.850 RTS menjadi 3.750. Data tersebut berdasarkan hasil pendataan program jaminan sosial (PPJS) Badan Pusat Statistik (BPS) Solo 2011.“Memang meningkat, namun tak tepat sasaran. Kelurahan tidak tahu menahu tentang data itu karena data langsung dari BPS,” jelasnya.

    Sementara Ketua RT 001/ RW 009, Kelurahan Kadipiro, Parmono, menyayangkan semrawutnya data penerima raskin tersebut. Ia mengatakan di wilayahnya penerima raskin meningkat dari delapan RTS menjadi sembilan. Namun lima RTS tak tepat sasaran. Sementara, lima RTS sebelumnya yang tergolong warga miskin tak terdaftar sebagai penerima raskin. Bahkan, dua RTS yang mendapatkan raskin namanya tidak terdaftar sebagai warga RT setempat.

    “Ini ada sekitar lima yang tidak tepat sasaran. Dua orang bukan warga saya, dua lainnya sudah pindah dan satu lagi warga yang memang mampu,” terangnya saat ditemui Solopos.com di rumahnya. Parmono menilai petugas yang melakukan pendataan penerima raskin kurang profesional. Pasalnya, ia merasa tidak dilibatkan dalam survei. Padahal, menurutnya yang paling tahu kondisi warganya adalah ketua RT.


    Berita Kamis, 28/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • SEWA BENTENG: Elemen Masyarakat Segel Benteng Vastenburg
  • PEMKOT SOLO Bakal Bangun Gedung Layanan Publik Rp10 Miliar
  • BAYI UNTA Lahir di TSTJ
  • RASKIN: Warga Miskin di Semanggi Protes Kelurahan
  • PENCEMARAN KALI SONTO: Akui Salah, UPTD RPH Ganti Tuding Warga
  • SEWA BENTENG: Elemen Masyarakat Segel Benteng Vastenburg

    Berita Kota Solo - SEWA BENTENG: Elemen Masyarakat Segel Benteng Vastenburg

    SOLO-Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Penyelamat Aset Negara (APAN) menggelar aksi menolak perpanjangan sewa Benteng Vastenburg, Kamis (28/6/2012). Mereka berniat menyegel benteng tersebut.

    Peserta aksi yang terdiri dari budayawan, mahasiswa, aktivis buruh dan elemen masyarakat lainnya, menggelar aksi dan berorasi di Bundaran Gladak Solo, Kamis sekitar pukul 11.30 WIB.

    Benteng Vastenburg disewa pihak swasta selama 20 tahun, dan perjanjian sewa tersebut akan berakhir, Jumat (29/6) besok.

    Dalam orasinya APAN menyerukan empat tuntutan, pertama, Benteng Vastenburg merupakan benda cagar budaya nasional, kedua, menolak perpecahan hak guna bangunan Benten Vastenburg, ketiga, kembalikan benteng ke negara dan keempat, meminta BPN Solo dan Pusat, Pemkot Solo dan Pusat untuk bersifat patriotis merebut kembali benteng dengan tidak memperpanjang hak sewa.

    Usai berorasi peserta aksi kemudian jalan kaki sambil meneriakan penolakan perpanjangan sewa Benteng Vastenburg.

    Mereke berjalan dari Bundaran Gladak menuju kawasan benteng untuk menyegek Benteng Vastenburg.


    Berita Kamis, 28/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • PEMKOT SOLO Bakal Bangun Gedung Layanan Publik Rp10 Miliar
  • BAYI UNTA Lahir di TSTJ
  • RASKIN: Warga Miskin di Semanggi Protes Kelurahan
  • PENCEMARAN KALI SONTO: Akui Salah, UPTD RPH Ganti Tuding Warga
  • PEMBANGUNAN HOTEL SARIPETOJO Terancam Molor
  • PEMKOT SOLO Bakal Bangun Gedung Layanan Publik Rp10 Miliar

    Berita Kota Solo - PEMKOT SOLO Bakal Bangun Gedung Layanan Publik Rp10 Miliar
    SOLO – Pemkot Solo berencana membangun gedung baru khusus untuk pelayanan publik, termasuk layanan administrasi kependudukan. Dana yang dibutuhkan untuk itu diperkirakan mencapai Rp10 miliar.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto, Rabu (27/6/2012), mengatakan gedung baru itu rencananya dibangun di lahan bekas gedung PKK dan Dharma Wanita di kompleks balaikota. Gedung PKK dan Dharma Wanita itu beberapa waktu lalu ambruk dan kini puing-puingnya telah dibersihkan.

    Namun, Budi menampik bahwa rencana pembangunan gedung layanan publik itu merupakan respons dari keluhan dan kritik terhadap lokasi loket pelayanan administrasi kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) yang dinilai kurang representatif dan aksesibel. Gedung baru itu sudah direncanakan lama sebagai pusat layanan publik, tidak hanya administrasi kependudukan tapi juga perizinan terpadu dan layanan publik lainnya.

    “Kami akui dan sadar betul konsep layanan publik di Solo memang perlu diperbaiki. Misalnya layanan administrasi kependudukan mestinya ya di lantai I. Tapi sejak awal penempatan loket itu memang diniatkan hanya sementara sambil menunggu ada tempat yang lebih representatif,” jelas Budi.

    Budi mengakui memang masih butuh waktu untuk menunggu sampai gedung baru itu dibangun. Anggarannya saja baru akan diajukan dalam APBD 2013. Gedung baru itu akan dibangun menyerupai gedung baru di bagian selatan kompleks balaikota. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp10 miliar. Untuk jangka pendek ini, pihaknya akan mengkaji sejumlah solusi. Misalnya dengan mendistribusikan sejumlah layanan ke kecamatan-kecamatan atau mengatur jadwal layanan.

    Terpisah, Wakil Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo juga mengatakan hal senada. Dia mengakui layanan kependudukan di lantai II itu memang kurang tepat. Namun sejauh ini pihaknya belum menemukan tempat lain yang lebih representatif. “Mau ditukar dengan kantor PKK dan Dharma Wanita di lantai I gedung baru, lha wong pengurus lembaga itu juga tidak sedikit yang sudah sepuh,” kata Rudy.

    Karena itulah, Rudy mengatakan yang bisa dilakukan adalah menunggu gedung baru. Dana pembangunan gedung itu akan diupayakan ke Kementerian Dalam Negeri dan APBD Kota Solo.

    Sebagaimana diinformasikan, loket layanan kependudukan di kantor Dispendukcapil dikritik banyak pihak. Lokasi yang berada di lantai II sayap kanan gedung Setda kompleks balaikota itu dinilai tidak representatif dan aksesibel terutama bagi warga lanjut usia dan difabel.


    Berita Rabu, 27/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • BAYI UNTA Lahir di TSTJ
  • RASKIN: Warga Miskin di Semanggi Protes Kelurahan
  • PENCEMARAN KALI SONTO: Akui Salah, UPTD RPH Ganti Tuding Warga
  • PEMBANGUNAN HOTEL SARIPETOJO Terancam Molor
  • Penertiban Pengelolaan Bantuan Dana Bergulir jadi PR Pemkot
  • BAYI UNTA Lahir di TSTJ

    Berita Kota Solo - BAYI UNTA Lahir di TSTJ

    SOLO--Kabar gembira datang dari Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo. Seekor bayi unta telah lahir Rabu (27/6/2012) sekitar pukul 09.00 WIB. Bayi unta betina itu terlahir dari induk bernama Desy.

    Bayi unta tersebut lahir dengan bobot 10 kilogram dengan kondisi sehat.  Dengan kehadiran bayi unta tersebut, kini koleksi unta TSTJ bertambah menjadi enam ekor.

    Menurut salah satu perawat binatang TSTJ, Sukidi, proses kelahiran bayi unta yang berlangsung dari pukul 07.00 WIB  berjalan lancar. Sementara berdasar pantauan Solopos.com di lokasi, kehadiran bayi unta  cukup menyedot perhatian pengunjung. Para pengunjung tampak memerhatikan bagaimana polah si bayi unta saat belajar berjalan.


    Berita Rabu, 27/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • RASKIN: Warga Miskin di Semanggi Protes Kelurahan
  • PENCEMARAN KALI SONTO: Akui Salah, UPTD RPH Ganti Tuding Warga
  • PEMBANGUNAN HOTEL SARIPETOJO Terancam Molor
  • Penertiban Pengelolaan Bantuan Dana Bergulir jadi PR Pemkot
  • CAK NUN: Ribuan Warga Solo Ikuti Pengajian Bersama Cak Nun
  • RASKIN: Warga Miskin di Semanggi Protes Kelurahan

    Berita Kota Solo - RASKIN: Warga Miskin di Semanggi Protes Kelurahan

    Berita Selasa, 26/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • PENCEMARAN KALI SONTO: Akui Salah, UPTD RPH Ganti Tuding Warga
  • PEMBANGUNAN HOTEL SARIPETOJO Terancam Molor
  • Penertiban Pengelolaan Bantuan Dana Bergulir jadi PR Pemkot
  • CAK NUN: Ribuan Warga Solo Ikuti Pengajian Bersama Cak Nun
  • JELANG SBF 4: Puluhan Karya Desainer dan Model Lakukan Pemotretan
  • PENCEMARAN KALI SONTO: Akui Salah, UPTD RPH Ganti Tuding Warga

    Berita Kota Solo - PENCEMARAN KALI SONTO: Akui Salah, UPTD RPH Ganti Tuding Warga

    SOLO--Kepala UPTD Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Solo, Tri Ananto MR, mengakui pihaknya bersalah terkait pembuangan limbah ke Kali Sonto di Jagalan, Jebres.

    Tapi menurutnya warga yang tinggal di pinggir kali turut andil dalam pencemaran Kali Sonto. Mulai dari membuang sampah ke kali, debu sisa pembakaran hingga brangkal hasil pembongkaran bangunan. “Kami salah, iya. Sebab kami memang belum punya instalasi pengolahan limbah berupa darah. Tapi warga juga membuang sampah dan brangkal ke kali,” katanya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (26/6/2012).

    Keberadaan sampah dan brangkal di kali/saluran membuat aliran air tidak lancar. Sehingga air kali hanya menggenang, termasuk cairan limbah darah sisa penyembelihan. Selain sisa limbah darah, Tri mengakui, sebagian kecil kotoran hewan juga mengalir ke saluran/Kali Sonto. Sedangkan untuk limbah dami yang juga ditemukan warga di kali, menurut dia merupakan sisa pakan ternak.

    Selama ini sisa-sisa pakan ternak di kandang penampungan hewan selalu dibakar. “Saluran pembuangan sudah kami pasangi penyaring dari besi. Jadi tidak mungkin dami bisa terbuang ke kali. Sementara ini kami akan pakai dami ini menyaring cairan pembuangan yang ke saluran/kali. Tapi untuk solusi permanennya kami akan usulkan pembuatan instalasi pengolah limbah darah dalam APBD perubahan ini,” papar Tri.

    Dia berharap ada sokongan DPRD untuk merealisasikan instalasi pengolah limbah darah yang biayanya tidak sampai Rp100 juta. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Jagalan, Rosyidi, mengakui ada warga yang masih membuang sampah ke kali. Tapi menurut dia seharusnya Dispertan sebagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemkot Solo bisa memberi contoh baik. Tidak ikut-ikutan membuang sampah/limbah ke kali seperti selama ini.

    Sedangkan Lurah Jagalan, Heru Indratno, mengungkapkan kesadaran warga sepanjang aliran Kali Sonto masih kurang. Tapi sejak beberapa tahun terakhir sudah digalakkan gerakan menjaga kebersihan lingkungan kali. Seperti dengan menggelar event kesenian dan budaya bernama Festival Kali Sonto. Dia juga menilai perlunya gerakan terintegrasi dengan kelurahan di sepanjang aliran Kali Sonto. “Yang namanya air kali kan mengalir. Jadi sampah dari daerah hulu mengalirnya ke wilayah kami,” tegas dia.


    Berita Selasa, 26/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • PEMBANGUNAN HOTEL SARIPETOJO Terancam Molor
  • Penertiban Pengelolaan Bantuan Dana Bergulir jadi PR Pemkot
  • CAK NUN: Ribuan Warga Solo Ikuti Pengajian Bersama Cak Nun
  • JELANG SBF 4: Puluhan Karya Desainer dan Model Lakukan Pemotretan
  • JOKOWI PEROLEH CUTI 14 Hari
  • PEMBANGUNAN HOTEL SARIPETOJO Terancam Molor

    Berita Kota Solo - PEMBANGUNAN HOTEL SARIPETOJO Terancam Molor

    SOLO–Pembangunan hotel berbintang empat di lahan bekas pabrik es Saripetojo yang ditargetkan bisa dimulai setelah Lebaran 2012, kemungkinan besar bakal molor. Pemkot Solo menyatakan pembuatan analisis dampak lalu lintas (amdalalin) hotel itu harus menunggu studi underpass selesai.

    Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajad, mengatakan sampai saat ini pihak investor memang belum mengajukan pembuatan amdalalin untuk pembangunan hotel yang direncanakan setinggi 15 lantai itu.

    Namun demikian, Yosca mengingatkan sebelum ada rencana pembangunan hotel itu, pemkot dengan bantuan pemerintah pusat sudah merencanakan membangun underpass di perlintasan sebidang rel kereta api (KA) Purwosari. Lokasi underpass itu sangat dekat dengan lahan bekas pabrik es Saripetojo sehingga keberadaannya akan sangat mempengaruhi amdalalin hotel.

    “Jelas akan sangat mempengaruhi. Memang dari investor belum mengajukan tapi itu sudah masuk dalam pertimbangan kami karena bagaimanapun pembangunan underpass itu sudah direncanakan jauh sebelum ada rencana pembangunan hotel,” jelas Yosca, saat diwawancarai wartawan di Balaikota Solo, Senin (25/6/2012).

    Yosca menegaskan penyusunan amdalalin itu harus menunggu proses studi underpass itu selesai. Studi itu sudah dimulai bulan Maret 2012 lalu dan ditarget selesai Agustus 2012.  Pernyataan hampir senada disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto. Diwawancarai terpisah, Budi menegaskan pembuatan amdalalin hotel Saripetojo mau tidak mau memang harus memperhitungkan keberadaan underpass yang akan dibangun di kawasan itu.

    “Ya tidak harus menunggu sampai selesai dibangun, tapi paling tidak jika sudah ada kajiannya kan sudah bisa diperoleh gambaran situasinya nanti bagaimana. Saya yakin Dishub sudah memikirkan hal itu,” ujar Budi.

    Sementara itu, baik Direktur Utama Perusda Citra Mandiri Jawa Tengah (CMJT) HM Sayuti maupun Direktur Utama PT Wira Taruna selaku investor, Gatot I Swasta, belum bisa diminta tanggapan. Saat dihubungi nomor ponsel keduanya tidak dijawab.


    Berita Senin, 25/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Penertiban Pengelolaan Bantuan Dana Bergulir jadi PR Pemkot
  • CAK NUN: Ribuan Warga Solo Ikuti Pengajian Bersama Cak Nun
  • JELANG SBF 4: Puluhan Karya Desainer dan Model Lakukan Pemotretan
  • JOKOWI PEROLEH CUTI 14 Hari
  • KETUA SBSI: Soal Petugas Cater, PLN Langgar UU
  • Penertiban Pengelolaan Bantuan Dana Bergulir jadi PR Pemkot

    Berita Kota Solo - Penertiban Pengelolaan Bantuan Dana Bergulir jadi PR Pemkot

    SOLO--Penertiban terhadap pengelolaan investasi non-permanen-dana bergulir, dipastikan menjadi salah satu pekerjaan rumah (PR) berat bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

    Hal itu menyusul tidak dapat dilakukannya pemutihan atau penghapusan terhadap bantuan yang diberikan kepada masyarakat dalam wujud pinjaman untuk modal usaha itu. Sebagaimana diketahui, ada empat catatan Badan Pemeriks Keuangan (BPK) atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD (P2APBD) 2011.

    Pertama, yakni realisasi belanja bantuan hibah dan bantuan sosial belum dipertanggungjawabkan, kedua, pengelolaan investasi non-permanen-dana bergulir tak tertib. Selanjutnya, belanja hibah bantuan pendidikan masyarakat, pelaksanaanya belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan terakhir perjanjian kerja sama pembangunan dan pengelolaan gapura pintu gerbang Kota Solo belum menguntungkan Pemkot Solo.

    Ketua DPRD Kota Solo, YF Sukasno, terhadap persoalan pengelolaan investasi non-permanen-dana bergulir yang dinilai tak tertib oleh BPK tersebut, sempat muncul wacana untuk dilakukan pemutihan. Sayangnya, wacana itu urung dilakukan lantaran tidak ada payung hukum yang dapat menjadi acuan bagi Pemkot untuk merealisasikan pemutihan tersebut.

    ”Hasil konsultasi kami dengan pemerintah pusat, pemutihan tersebut memang tidak diperkenankan. Sehingga Pemkot tetap memiliki kewajiban untuk menertibkan pengelolaan dana bergulir tersebut. Jadi walaupun saat ini yang meminjam dana itu, belum mengembalikan atau menggulirkan kepada warga lainnya, ya tetap harus ditagih. Atau misalnya, yang menerima bantuan dana bergulir itu sudah meninggal, tetap harus tercatat,” tegas Sukasno yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD itu.

    Sementara terkait pengumpulan laporan pertanggungjawaban (LPj) untuk dana hibah dan bantuan sosial (bansos), menurut Sukasno, masih sangat memungkinkan akan terkumpul tepat waktu.

    “Kalau LPj untuk dana hibah dan bansos kami kira bisa dicapai,” kata Sukasno.


    Berita Senin, 25/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • CAK NUN: Ribuan Warga Solo Ikuti Pengajian Bersama Cak Nun
  • JELANG SBF 4: Puluhan Karya Desainer dan Model Lakukan Pemotretan
  • JOKOWI PEROLEH CUTI 14 Hari
  • KETUA SBSI: Soal Petugas Cater, PLN Langgar UU
  • PASAR DEPOK: Kena Proyek Pasar, Bangunan DKP Dirobohkan
  • CAK NUN: Ribuan Warga Solo Ikuti Pengajian Bersama Cak Nun

    Berita Kota Solo - CAK NUN: Ribuan Warga Solo Ikuti Pengajian Bersama Cak Nun

    SOLO–Ribuan  masyarakat Solo dari berbagai elemen mengikuti pengajian bersama Cak Nun atau Emha Ainun Najib dan Kiai Kanjeng di Lapangan Kartopuran Solo, Sabtu (23/6/2012).

    Meski pembukaan acara sempat molor, pengajian yang diadakan oleh Laskar Hijau Kota Solo ini berlangsung lancar.

    Penasehat Laskar Hijau Solo sekaligus ketua panitia, Awod, Sabtu, mengatakan pengajian tersebut sengaja diadakan bertepatan dengan Isra Mikraj. Dalam pengajian tersebut panitia mengundang sebanyak 215 kelompok pengajian, organisasi masyarakat, partai, lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Solo dan sejumlah pejabat Kota Solo.

    Awod mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar masyarakat Kota Solo lewat ukhuwah islamiah. Lewat pengajian itu, ia berharap keadaan Kota Solo yang akhir-akhir ini menurutnya memburuk, bisa semakin kondusif.

    “Kami ingin menunjukkan kalau lascar juga bisa membuat suatu acara ketika semua masyarakat duduk bersama,” jelasnya saat ditemui Solopos.com, Sabtu di lokasi acara.

    Sementara, Cak Nun, saat mengisi acara menjelaskan tentang pentingnya perdamaian. Ia mengajak masyarakat Solo khususnya untuk selalu menjaga kondusifitas kota. “Masyarakat harus bersabar karena Solo memang kota sumbu pendek. Harus selalu berhati-hati,” ucapnya dalam ceramah.


    Berita Sabtu, 23/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • JELANG SBF 4: Puluhan Karya Desainer dan Model Lakukan Pemotretan
  • JOKOWI PEROLEH CUTI 14 Hari
  • KETUA SBSI: Soal Petugas Cater, PLN Langgar UU
  • PASAR DEPOK: Kena Proyek Pasar, Bangunan DKP Dirobohkan
  • RSUD SOLO: Akses Ke RSUD Bakal Direhab
  • JELANG SBF 4: Puluhan Karya Desainer dan Model Lakukan Pemotretan

    Berita Kota Solo - JELANG SBF 4: Puluhan Karya Desainer dan Model Lakukan Pemotretan

    SOLO–Menjelang pelaksanaan solo Batik Fashion (SBF) 4 yang bakal digelar di Gladag, 13-16 Juli mendatang, panitia mengadakan sesi pemotretan model dan karya desainer di Stasiun Sangkrah, Minggu (24/6/2012).

    Ketua umum SBF 4, Djongko Rahardjo, Minggu, mengatakan kegiatan itu merupakan satu dari serangkaian acara SBF 2012. Kegiatan itu bertujuan untuk mempublikasikan SBF 4 sekaligus mengetahui karakter masing-masing desainer melalui baju yang ditampilkan.

    Dalam sesi pemotretan tersebut, setiap desainer menampilkan satu karya. Namun, tak semua desainer mengirimkan karyanya dalam pemotretan tersebut. “Bagi yang lokasinya jauh, boleh mengirimkan contoh karya lewat foto. Tak harus melakukan pemotretan dengan model di sini,” jelas Gjongko kepada wartawan di lokasi pemotretan.

    Menurut Djongko, hingga saat ini sebanyak 35 desainer Solo dan sekitarnya telah mendaftar sebagai peserta SBF 4. Sementara, kuota yang dijatah pihak panitia sebanyak 40 desainer. “Setiap desainer nanti bakal menampilkan delapan karya,” ungkapnya saat ditemui wartawan di lokasi pemotretan.

    Tahun ini, kata Djongko, SBF 4 mengambil tema Echo Rejuvenation. Tema tersebut memiliki makna sebagai warisan budaya lokal batik tetap mengikuti perkembangan zaman. “Intinya lewat pentas ini kami ingin  batik semakin berkembang sebagai karya bangsa,” tambahnya.

    Djoko menambahkan, agar tak menghilangkan tujuan utama penyelenggaraan SBF 4, desainer dilarang menggunakan batik printing. Namun harus menggunakan batik tulis agar makna filosofi batik tersebut tak hilang.


    Berita Minggu, 24/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • JOKOWI PEROLEH CUTI 14 Hari
  • KETUA SBSI: Soal Petugas Cater, PLN Langgar UU
  • PASAR DEPOK: Kena Proyek Pasar, Bangunan DKP Dirobohkan
  • RSUD SOLO: Akses Ke RSUD Bakal Direhab
  • DISKUSI SOLOPOS: Pemerintah Harus Tingkatkan Komunikasi dengan Kelompok Marginal
  • JOKOWI PEROLEH CUTI 14 Hari

    Berita Kota Solo - JOKOWI PEROLEH CUTI 14 Hari

    SOLO–Permohonan cuti Walikota Solo, Joko Widodo dalam rangka kampanye sebagai calon gubernur DKI Jakarta disetujui seluruhnya oleh Gubernur Jateng H Bibit Waluyo. Dengan demikian, Jokowi dipastikan akan cuti selama 14 hari pada 24 Juni-7 Juli 2012.

    Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Solo, Etty Retnowati mengungkapkan hal tersebut saat dihubungi Solopos.com, Kamis (21/6/2012) sore.

    Informasi mengenai persetujuan cuti itu diterima Etty, Kamis pagi. Hari ini juga, pihaknya langsung mengirimkan salah seorang pegawai untuk mengambil surat resminya ke Semarang. “Tadi yang berangkat Kasubid Kesejahteraan Pegawai, Mbak Andriani. Saya sendiri belum membaca suratnya karena yang ambil surat masih perjalanan pulang. Tapi informasi yang saya terima cutinya disetujui mulai 24 Juni-7 Juli berturut-turut, tidak berselang-seling sesuai jadwal kampanyenya,” jelas Etty.

    Permohonan izin cuti Jokowi dikirimkan ke Gubernur Jateng pada Senin (11/6/2012). Saat itu, Etty mengaku dijanjikan jawaban atas permohonan cuti itu akan bisa diterima sekitar tanggal 20 Juni.

    Sementara itu, bagi Jokowi yang mengaku sudah mendapat informasi meski belum melihat suratnya, Kamis pagi, menganggap pemberian izin cuti dari gubernur itu sebagai hadiah ulang tahun. Sebab, hari Kamis  memang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-51 orang nomor satu di Kota Solo itu.

    Yah, anggap saja ini hadiah ulang tahun saya dari Pak Gubernur. Saya akan manfaatkan waktu 14 hari itu semaksimal mungkin untuk fokus pada kegiatan kampanye,” jelas Jokowi, saat diwawancarai wartawan di Loji Gandrung, Kamis pagi.


    Berita Kamis, 21/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • KETUA SBSI: Soal Petugas Cater, PLN Langgar UU
  • PASAR DEPOK: Kena Proyek Pasar, Bangunan DKP Dirobohkan
  • RSUD SOLO: Akses Ke RSUD Bakal Direhab
  • DISKUSI SOLOPOS: Pemerintah Harus Tingkatkan Komunikasi dengan Kelompok Marginal
  • KOREM 074/WARASTRATAMA Peringati Isra Mi’raj
  • KETUA SBSI: Soal Petugas Cater, PLN Langgar UU

    Berita Kota Solo - KETUA SBSI: Soal Petugas Cater, PLN Langgar UU

    SOLO-Para petugas pencatat meteran (Cater) Perusahaan Listrik Negara (PLN) dinilai tak memenuhi syarat untuk dipekerjakan dengan sistem outsourcing. Sebab, selain mereka bekerja secara terus menerus, pekerjaan mereka di PLN juga merupakan bagian dari pekerjaan pokok.

    “Kalau sama-sama bicara sistem, PLN-lah yang mengakali sistem. Apa ada tenaga outsourcing dipekerjakan terus menerus selama berpuluh-puluh tahun seperti tenaga Cater ini,” ujar Ketua SBSI 1992, Suharno dalam sesi dialog antara petugas Cater perwakilan Soloraya dengan manajemen PLN Solo di kantor setempat, Jumat (22/6/2012).

    Mengacu pada UU No 13/ 2003 tentang Ketenaga Kerjaan, kata Harno, petugas Cater mestinya karyawan tetap PLN. Sebab, dilihat dari sisi beban tugas dan masa kerjanya, para Cater tersebut tak masuk kriteria sebagai tenaga outsourcing seperti yang disyaratkan oleh UU Ketenagakerjaan.
    “Saya justru heran, yang melanggar UU itu PLN atau buruh Cater? Kalau melihat faktanya, PLN-lah yang melanggarnya,” tegas Suharno.

    Meski demikian, tegas Suharno, pihaknya tak akan mempersoalkan lagi sistem tenaga kerja gaya PLN itu. Pihaknya hanya ingin mengingatkan agar PLN konsisten dengan perjanjian yang telah diteken antara pihaknya dengan vendor penyedia jasa tenaga Cater. “Kami yakin, MoU antara PLN dengan vendor sudah sesuai aturan normatif. Saya hanya mengingatkan agar MoU itu diawasi dan tak merugikan para pekerja,” paparnya.

    Sejumlah MoU tersebut, kata Suharno, antara lain soal gaji para Cater yang sesuai UMK serta hak-hak tenaga kerja lainnyan yang mengacu pada UU. Namun, karena lemahnya pengawasan, MoU tersebut biasanya dilanggar oleh vendor. “Akibatnya, gaji yang diterima tenaga Cater tak sesuai UMK,” terangnya.

    Tak hanya itu, karena lemahnya pengawasan pula, banyak tenaga Cater yang tak bisa mencicipi dana Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Antara lain tak bisa menerima klaim sakit atau biaya melahirkan dari Jamsostek lantaran setoran kepada Jamsostek kerap tak dibayar.

    “Anggota kami bahkan ada yang saat melahirkan caesar hanya dapat klaim Rp500.000. Alasan PT Jamsostek, setoran perusahaan kerap macet,” sahut Ketua Paguyuban Tenaga Cater Soloraya, Sofyan Setiawan.

    Tri Rohmadi, salah satu pejabat PLN Solo mengakui bahwa MoU antara PLN dengan vendor penyedia jasa ialah gaji sesuai UMK. Selama ini, pihaknya hanya mempercayakan kepada Vendor soal gaji sesuai UMK. “Kami sudah pesan kepada vendor agar pekerja Cater digaji seusai UMK. Itu perjanjian antara kami dengan vendor.”.


    Berita Jumat, 22/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • PASAR DEPOK: Kena Proyek Pasar, Bangunan DKP Dirobohkan
  • RSUD SOLO: Akses Ke RSUD Bakal Direhab
  • DISKUSI SOLOPOS: Pemerintah Harus Tingkatkan Komunikasi dengan Kelompok Marginal
  • KOREM 074/WARASTRATAMA Peringati Isra Mi’raj
  • 16 TRAYEK BUS Kota Bakal Dihapus
  • PASAR DEPOK: Kena Proyek Pasar, Bangunan DKP Dirobohkan

    Berita Kota Solo - PASAR DEPOK: Kena Proyek Pasar, Bangunan DKP Dirobohkan

    SOLO- Bangunan milik Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Solo yang berada di sisi barat Pasar Depok dirobohkan karena terkena proyek pembangunan Pasar Depok, Jumat (22/6/2012), oleh petugas DKP Solo.

    Direktur PT Adi Nugroho yang menangani proyek pembangunan Pasar Depok, Bambang Nusantoro, mengatakan ada tiga bangunan yang dirobohkan, di antaranya dua garasi dan satu ruangan yang difungsikan untuk gudang. “Gudangnya berukuran 60 meter persegi, sedangkan dua garasi berukuran 120 meter persegi,” tambahnya saat ditemui Solopos.com, Jumat, di ruang kerjanya.

    Selain merobohkan bangunan, kata Bambang, petugas DKP juga memotong sekitar 28 pohon besar. Menurutnya, kalau tidak dirobohkan, tiga bangunan dan pepohonan itu bakal menghambat pembangunan Pasar Depok.

    Sebelum akhirnya dirobohkan, Bambang sempat melaporkan hambatan pembangunan tersebut kepada Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Solo. Sekitar lima hari pascapelaporan, hal itu langsung ditindaklanjuti. “Sebelumnya sudah ditinjau oleh wakil walikota. Saya mau merobohkan atau menebang sendiri enggak berani. Soalnya Solo kan sedang mengkampanyekan penanaman pohon,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, Jumat, di ruang kerjanya.

    Salah satu pekerja di DKP Bidang Pertamanan, Adi, Jumat, mengatakan bangunan yang dirobohkan tersebut sebenarnya masih digunakan. Namun, karena berada di lahan Pasar Depok, terpaksa harus direlakan perobohannya. “Di gudang itu misalnya, banyak peralatan pembibitan seperti alat menyiram tanaman, pompa dan diesel. Garasi juga masih sering digunakan untuk parkir truk pengangkut sampah,” urainya.


    Berita Jumat, 22/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • RSUD SOLO: Akses Ke RSUD Bakal Direhab
  • DISKUSI SOLOPOS: Pemerintah Harus Tingkatkan Komunikasi dengan Kelompok Marginal
  • KOREM 074/WARASTRATAMA Peringati Isra Mi’raj
  • 16 TRAYEK BUS Kota Bakal Dihapus
  • PUCANG SAWIT Wakili Soloraya di Lomba Polmas dan FKPM
  • RSUD SOLO: Akses Ke RSUD Bakal Direhab

    Berita Kota Solo - RSUD SOLO: Akses Ke RSUD Bakal Direhab

    SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memastikan akses jalan menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Solo di Ngipang, Kadipiro, Banjarsari, terus dibenahi. Hal itu menyusul rencana pengoperasian rumah sakit tersebut Agustus 2012 mendatang.

    Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Solo, Anung Indro Susanto, mengemukakan pembenahan akses menuju gedung baru RSUD di Ngipang, di antaranya dimulai dengan pelaksanaan proyek pelebaran jalan.

    “Ada pelebaran jalan di kanan-kirinya, masing-masing sekitar 60 sentimeter. Tahun ini bahkan sudah ada anggaran untuk perbaikan jalan menuju RSUD. Tapi untuk besarannya saya memang kurang tahu karena itu di DPU [Dinas Pekerjaan Umum]” ungkap Anung ketika ditemui wartawan di Gedung Dewan, Selasa (19/6/2012).

    Dalam waktu dekat, Anung mengatakan akan ada sosialisasi juga kepada warga tentang pelebaran jalan itu. ”Karena jalur yang lewat Komplang itu saat ini kan sudah cukup padat. Nanti DPU yang akan sosialisasi ke masyarakat di sekitarnya terkait rencana pelebaran jalan tersebut,” katanya.

    Namun untuk saat ini, Anung menegaskan Pemkot akan mengoptimalkan terlebih dulu jalur yang ada. Anung mengakui akses jalan menuju RSUD perlu pembenahan, meskipun jalur tersebut saat ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sehingga ke depan, lanjutnya, Pemkot bakal terus membenahi sejumlah sarana, prasarana serta infrastruktur jalan di kawasan itu.

    Ditemui terpisah, anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Solo, Umar Hasyim, menilai perbaikan terhadap akses menuju RSUD di Ngipang, cukup mendesak.  “Tentunya menurut kami sangat urgent, jadi harus mendapatkan prioritas dari Pemkot. Kalau memang diperlukan ya bisa dianggarakan di perubahan [APBD Perubahan 2012],” kata Umar.


    Berita Selasa, 19/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • DISKUSI SOLOPOS: Pemerintah Harus Tingkatkan Komunikasi dengan Kelompok Marginal
  • KOREM 074/WARASTRATAMA Peringati Isra Mi’raj
  • 16 TRAYEK BUS Kota Bakal Dihapus
  • PUCANG SAWIT Wakili Soloraya di Lomba Polmas dan FKPM
  • KIRAB AGUNG JUMENENGAN: Setelah Puluhan Tahun, Kereta Kyai Garoeda Poetra Kembali Dipakai
  • DISKUSI SOLOPOS: Pemerintah Harus Tingkatkan Komunikasi dengan Kelompok Marginal

    Berita Kota Solo - DISKUSI SOLOPOS: Pemerintah Harus Tingkatkan Komunikasi dengan Kelompok Marginal

    SOLOâ€"Demi kemajuan Kota Solo, pemerintah kota ke depan harus meningkatkan komunikasi dan kerja sama dengan kelompok-kelompok marginal seperti pedagang kaki lima (PKL) yang biasanya menjadi “korban” pembangunan.

    Demikian diungkapkan Akbarudin Arif, pengamat Solo dan aktivis dari LSM Konsorsium Pemberdayaan Institusi Publik (Kompip) saat menjadi pembicara dalam Rembug Soloraya bertema Menatap Masa Depan Kota Solo yang digelar di Griya Solopos, Rabu (20/6/2012).

    Dijelaskan Akbar, selain pemerintah, di sisi legislatif diharapkan juga bisa menghasilkan raperda-raperda yang ramah kepada kelompok marginal.

    Kemudian salah satu anggota Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Abdul Ghofar mengatakan pembangunan kota akan berjalan dengan baik bila berdasarkan pada database yang ada, sehingga pembangunan bisa terarah dan tidak berkesan di permukaan saja.


    Berita Rabu, 20/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • KOREM 074/WARASTRATAMA Peringati Isra Mi’raj
  • 16 TRAYEK BUS Kota Bakal Dihapus
  • PUCANG SAWIT Wakili Soloraya di Lomba Polmas dan FKPM
  • KIRAB AGUNG JUMENENGAN: Setelah Puluhan Tahun, Kereta Kyai Garoeda Poetra Kembali Dipakai
  • 1.323 DUTA PEDULI Dikukuhkan
  • KOREM 074/WARASTRATAMA Peringati Isra Mi’raj

    Berita Kota Solo - KOREM 074/WARASTRATAMA Peringati Isra Mi’raj

    SOLO–Komando Resor Militer (Korem) 074/Warastratama memperingati Isra Mi’raj dengan mengadakan pengajian bersama di Gedung Warastratama, Rabu (20/6/2012).

    Kepala Penerangan Korem 074, Tjatur Supriyono, Rabu, mengatakan kegiatan itu bertujuan meningkatkan disiplin dan moral prajurit guna mendukung pelaksanaan tugas.  Tjatur mengatakan acara diikuti sebanyak 500 peserta dari Personel TNI AD dan Persatuan Isteri TNI (Persit) se Garnisun Surakarta. Dalam peringatan Isra Mi’raj itu ceramah diisi oleh H Ahmad Yani. “Kegiatan seperti ini rutin kami lakukan,” jelasnya saat ditemui Solopos.com, Rabu (20/6/2012).

    Komandan Korem 074/Warastratama, Kolonel Inf Ahmad Supriyadi, dalam sambutannya berharap hikmah yang terkandung dalam peringatan Isra Mi’raj bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia yakin dengan memantapkan keimanan dan ketakwaan, seorang prajurit bakal mampu meningkatkan profesionalisme mereka dalam bekerja.

    “Melalui acara ini, hendaknya kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta membangun jiwa solidaritas, disiplin, dan profesionalitas kita sebagai prajurit,” tukasnya.


    Berita Rabu, 20/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • 16 TRAYEK BUS Kota Bakal Dihapus
  • PUCANG SAWIT Wakili Soloraya di Lomba Polmas dan FKPM
  • KIRAB AGUNG JUMENENGAN: Setelah Puluhan Tahun, Kereta Kyai Garoeda Poetra Kembali Dipakai
  • 1.323 DUTA PEDULI Dikukuhkan
  • DAMPAK SIEM 2012: Pengelola Balekambang Minta Jaminan
  • 16 TRAYEK BUS Kota Bakal Dihapus

    Berita Kota Solo - 16 TRAYEK BUS Kota Bakal Dihapus

    SOLO--Sebanyak 16 trayek bus kota yang dikelola tujuh pengusaha di Kota Solo bakal dihilangkan. Gantinya, tujuh pengusaha yang beroperasi di 16 trayek itu bakal mengelola tujuh koridor Bus Batik Solo Trans (BST).

    Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajad, menjelaskan dari hasil pertemuan terakhir, Selasa (19/6), para pengusaha intinya sudah menyepakati rencana tersebut. ”Memang pembahasan masalah ini sangat alot. Tujuh pengusaha tersebut merupakan pengusaha yang memang sejak lama mengelola bus kota di Solo,” ungkapnya saat ditemui wartawan, Rabu (20/6/2012), di ruang kerjanya.

    Diterangkan Yosca, tujuh pengusaha tersebut nantinya akan membentuk konsorsium untuk melakukan pembahasan tersendiri terkait pembagian pengelolaan tujuh koridor tersebut. ”Ya mereka bakal membagi tujuh koridor tersebut bakal dikelola seperti apa melalui besar kecilnya saham yang dimiliki. Kami tidak bisa masuk ke wilayah tersebut,” ujarnya.

    Dengan pengelolaan tersebut, jelas Yosca, nantinya diharapkan tidak ada lagi bus kota yang saling berebut penumpang lantaran operasional bus terjadwal. ”Ya trayeknya sudah ditentukan bersama selain itu timing-nya juga sudah diatur,” terangnya.

    Dengan pengelolaan tujuh koridor BST oleh tujuh pengusaha bus kota tersebut, lanjut Yosca, nantinya sistem setoran bakal diganti dengan gaji. Sementara, pembelian karcis dilakukan dengan ticketing smart card dan bus yang digunakan harus ber-AC. Selain itu, untuk menaikkan atau menurunkan penumpang bus harus berhenti di halte.

    Terkait dengan bus, Yosca menerangkan Pemkot ataupun pemerintah pusat memiliki kewajiban untuk memberikan subsidi kepada pengusaha bus. Disinggung penyelesaian tujuh koridor, Yosca menuturkan target penyelesaian pada 2014.
    Kepala DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Solo, Joko Suprapto, pembahasan yang dilakukan Selasa sebenarnya belum sepenuhnya selesai. Sebab, masih ada suara sumbang yang merasa keberatan dengan rencana tersebut. ”Ya ada yang merasa keberatan karena jalur basahnya harus dihapus,” ungkapnya.

    Dijelaskan Joko, tujuh pengusaha rencananya akan melakukan pertemuan sendiri untuk membahas rencana tersebut. ”Besok tujuh pengusaha bus kota akan bertemu. Tetapi kami belum tahu nantinya akan seperti apa,” katanya.

    Joko menilai rencana tersebut bakal membuat transportasi di Kota Solo semakin tertata lantaran tidak ada lagi bus kota yang saling berebut penumpang.
    ”Terlebih saat lebaran, transportasi macet. Itu baru terjadi tahun ini. Belum lima tahun yang akan datang tentu kalau tidak dibenahi transportasi di Kota Solo semakin macet,” tukasnya.


    Berita Kamis, 21/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • PUCANG SAWIT Wakili Soloraya di Lomba Polmas dan FKPM
  • KIRAB AGUNG JUMENENGAN: Setelah Puluhan Tahun, Kereta Kyai Garoeda Poetra Kembali Dipakai
  • 1.323 DUTA PEDULI Dikukuhkan
  • DAMPAK SIEM 2012: Pengelola Balekambang Minta Jaminan
  • PEMBONGKARAN SARIPETOJO: Warga Belum Terima Sosialisasi
  • PUCANG SAWIT Wakili Soloraya di Lomba Polmas dan FKPM

    Berita Kota Solo - PUCANG SAWIT Wakili Soloraya di Lomba Polmas dan FKPM

    SOLO--Kelurahan Pucang Sawit mewakili Soloraya dalam penilaian implementasi Polisi Masyarakat (Polmas) dan Forum Kemitraan Peduli Masyarakat (FKPM).

    Pelaksana Bhayangkara Pembina Keamanan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) Kelurahan Pucang Sawit, Aipda Wakid, Kamis (21/6/2012), mengatakan, sebelumnya kelurahan tersebut berhasil mengalahkan perwakilan dari kelurahan lain se-Soloraya dalam penilaian akademik dan adminsitrasi, Rabu (20/6/2012).

    Sementara, penilaian final implementasi Polmas dan FKPM bakal dilakukan Kamis malam di kelurahan setempat. Tim dewan juri berasal dari Polda Jawa tengah.  “Tahun ini dari Kota Solo yang mewakili adalah Kelurahan Pucang Sawit, dan ini alhamdulillah sudah lolos hingga tahap final,” jelasnya saat ditemui Solopos.com, Kamis (21/6/2012) di Kelurahan Pucan Sawit.

    Wakid menjelaskan Polmas dan FKPM Pucang Sawit telah melakukan berbagai persiapan untuk penilaian final itu. “Tentunya kami bekerja sama dengan masyarakat, aparat Polsek Jebres dan kelurahan,” tambahnya.

    Ketua FKPM Pucang Sawit, Supriyadi, menambahkan pada penilaian kedua ini Polmas dan FKPM kelurahan setempat diminta melakukan simulasi penanganan masalah di tiga tempat ronda RW 012, RW 008 dan RW 013.

    Simulasi pertama di RW 008 ialah penanganan kebakaran. Simulasi kedua di RW 012 berupa penanganan pemuda mabuk dan diselesaikan dengan penandatanganan surat kesepakatan bersama (SKB). Penilaian terakhir ialah di RW 13 dengan memeragakan penanganan kasus pencurian ayam.


    Berita Kamis, 21/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • KIRAB AGUNG JUMENENGAN: Setelah Puluhan Tahun, Kereta Kyai Garoeda Poetra Kembali Dipakai
  • 1.323 DUTA PEDULI Dikukuhkan
  • DAMPAK SIEM 2012: Pengelola Balekambang Minta Jaminan
  • PEMBONGKARAN SARIPETOJO: Warga Belum Terima Sosialisasi
  • ESEMKA: Lolos Prauji Emisi, Esemka Rajawali Diminta Kurangi Bobot
  • KIRAB AGUNG JUMENENGAN: Setelah Puluhan Tahun, Kereta Kyai Garoeda Poetra Kembali Dipakai

    Berita Kota Solo - KIRAB AGUNG JUMENENGAN: Setelah Puluhan Tahun, Kereta Kyai Garoeda Poetra Kembali Dipakai
    SOLO - Jumali bersama istrinya, Suyati, dan anaknya yang baru berusia lima tahun, Dewi Ernawati, berdiri menunggu dengan sabar di undakan belakang Sitihinggil Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta. Keluarga asal Demak itu terus mengarahkan pandangan pada karpet merah yang membentang hingga pintu Kori Kamandungan.

    Dia penasaran ingin melihat raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi dan sanak kerabatnya, yang Minggu (17/6/2012) siang mengikuti Kirab Ageng Tingalan Jumenengan. “Saya merasa benar-benar beruntung. Berwisata bersama rombongan TK anak saya ke Solo bersamaan dengan penyelenggaraan kirab ini. Penasaran juga ingin melihat seperti apa keluarga raja itu,” katanya kepada Solopos.com.

    Rasa penasaran Jumali terobati ketika PB XIII Hangabehi akhirnya berjalan di sepanjang karpet merah itu diiringi sang permaisuri Ratu PB XIII dan putranya GPH Purboyo. Menyusul di belakangnya para sentana dan kerabat dalem.

    Para anggota keluarga raja itu terus berjalan sampai halaman Pagelaran Keraton, di mana sejumlah kereta kencana dan kuda-kuda telah disiapkan, termasuk kereta kencana Kyai Garoeda Poetra yang untuk kali pertama sejak era PB XI, akhirnya dikeluarkan dan dipakai untuk kirab. Kereta itu hanya dinaiki PB XIII bersama permaisuri dan GPH Purboyo.

    Total ada tiga kereta kencana milik keraton yang dikeluarkan untuk kirab. Selain Garoeda Poetra, ada Kereta Maraseba dan Kereta Kyai Raja Peni, yang dinaiki beberapa putri seperti GKR Timur, GKR Sekar, GKR Ratih dan GKR Putri.

    Tampak pula sejumlah kereta kencana milik Pemkot Solo yang antara lain dinaiki oleh GPH Dipokusumo dan para kerabat. Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung (KPGH PA) Tedjowulan sendiri tidak naik salah satu kereta kencana itu. Dia naik seekor kuda bernama Sri Gading.

    Dimulai dengan prajurit pembawa bendera dan spanduk tema kirab, kirap pun diberangkatkan. Di belakang spanduk tema ada KGPH Mangkubumi sebagai manggalayudha, didampingi dua sepupunya, serta sejumlah pimpinan muspida. Di belakangnya kelompok drumband, prajurit tamtama, prajurit sorogeni, urug-urug sentana, prajurit pranyutro dan pengamanan, kereta Garoeda Poetra, prajurit prawira anom, Kereta Moroseba, Kereta Raja Peni, dan kereta-kereta lainnya, dilanjutkan prajurit jayengastra, dan pangayab atau abdi dalem.

    MERIAH -- Iring-ringan kirab agung dalam rangka jumenengan PB XIII melewati Pasar Gede, Minggu (17/6/2012). (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)


    Berita Minggu, 17/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • 1.323 DUTA PEDULI Dikukuhkan
  • DAMPAK SIEM 2012: Pengelola Balekambang Minta Jaminan
  • PEMBONGKARAN SARIPETOJO: Warga Belum Terima Sosialisasi
  • ESEMKA: Lolos Prauji Emisi, Esemka Rajawali Diminta Kurangi Bobot
  • SARIPETOJO: Bangunan Bekas Rumah Dinas Diharapkan Jadi Museum
  • 1.323 DUTA PEDULI Dikukuhkan

    Berita Kota Solo - 1.323 DUTA PEDULI Dikukuhkan

    SOLO–Yayasan Solo Peduli mengukuhkan 1.323 duta peduli di Hotel Sunan, Solo, Minggu (17/6/2012).

    Penanggung jawab acara, Laila Khusnaini, menjelaskan pengukuhan tersebut dimaksudkan untuk merapikan keberadaan duta yang tersebar baik di Kota Solo maupun di wilayah sekitarnya. Pengukuhan tersebut juga dilakukan agar tidak ada penyalahgunaan oleh sejumlah pihak dengan mengatasnamakan Duta Peduli.

    Dijelaskan Laila, duta peduli sudah ada sejak akhir 2008 silam. “Namun, sebelumnya kami menyebut mereka sebagai duta zakat. Karena dalam kinerjanya mereka tidak hanya sebatas menggalang donatur, maka mulai tahun ini kami namakan sebagai duta peduli. Mereka bekerja secara sukarela,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Laila menjelaskan keberadaan duta peduli meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Pada 2011 lalu, duta peduli tercatat sebanyak 500-700 orang. Di sisi lain, Laila menjelaskan saat ini terdapat sekitar 25.000 donatur yang tersebar di berbagai daerah.


    Berita Senin, 18/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • DAMPAK SIEM 2012: Pengelola Balekambang Minta Jaminan
  • ESEMKA: Lolos Prauji Emisi, Esemka Rajawali Diminta Kurangi Bobot
  • SARIPETOJO: Bangunan Bekas Rumah Dinas Diharapkan Jadi Museum
  • JUMENENGAN: Pintu Kori Kamandungan Akhirnya Dibuka
  • TEDJOWULAN pun “Mbrobos” Pagar untuk Bisa Salat Jumat
  • DAMPAK SIEM 2012: Pengelola Balekambang Minta Jaminan

    Berita Kota Solo - DAMPAK SIEM 2012: Pengelola Balekambang Minta Jaminan

    SOLO–Rencana penyelenggaraan Solo International Ethnic Music (SIEM) 2012 di Taman Balekambang masih menyisakan pro-kontra. Ketua DPRD Kota Solo, YF Sukasno mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) merespons permasalahan itu dengan memanggil semua pihak terkait, baik panitia penyelenggara maupun sejumlah elemen yang menolak diselenggarakannya SIEM di taman itu.

    Sementara dari jajaran UPTD Kawasan Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo, bakal meminta jaminan kepada panitia untuk mengantisipasi kerusakan di Taman Balekambang pascapenyelenggaraan SIEM.

    Saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Taman Balekambang, Senin (18/6/2012), Sukasno menyampaikan perlu ada pemahaman bersama antara Pemkot, panitia SIEM dengan sejumlah elemen masyarakat yang memiliki perhatian terhadap keberadaan taman tersebut, terkait rencana penyelenggaraan pertunjukan musik etnik tingkat internasional itu. Penolakan datang dari kalangan pecinta lingkungan hidup, serta seniman dan budayawan Solo.

    Kepala UPTD Kawasan Wisata, Endang Sri Murniyati mengemukakan pihaknya telah berkonsultasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mengenai pengamanan flora dan fauna di taman itu.

    “Sebenarnya tidak ada masalah. Dari konsultasi dengan BKSDA, justru disarankan tidak perlu memindahkan satwa-satwa yang ada di sini. Hal itu dengan mempertimbangkan bahwa hewan-hewan itu sudah terbiasa sosialisasi dengan pengunjung. Proses memindahkan hewan-hewan itu justru dikhawatirkan akan membuat mereka stres,” terangnya.

    Sedangkan untuk melindungi flora, pihaknya akan membuatkan pagar dari bambu.
    Namun untuk menjamin tidak ada kerusakan pascapenyelenggaraan SIEM, Endang menjelaskan pihaknya akan meminta jaminan kepada panitia.

    “Ya memang ada semacam uang jaminan, untuk menjamin bahwa setelah penyelenggaraan kegiatan itu tidak ada kerusakan di Taman Balekambang. Itu langkah antisipasi kami. Jadi kalau ada kerusakan ya dapat diganti dengan uang jaminan itu. Jangan sampai nanti mereka yang pesta mosok kami yang cuci piring?” tandasnya.


    Berita Senin, 18/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • ESEMKA: Lolos Prauji Emisi, Esemka Rajawali Diminta Kurangi Bobot
  • SARIPETOJO: Bangunan Bekas Rumah Dinas Diharapkan Jadi Museum
  • JUMENENGAN: Pintu Kori Kamandungan Akhirnya Dibuka
  • TEDJOWULAN pun “Mbrobos” Pagar untuk Bisa Salat Jumat
  • E-KTP: 2 Alat Rusak, Distribusi e-KTP Tersendat
  • PEMBONGKARAN SARIPETOJO: Warga Belum Terima Sosialisasi

    Berita Kota Solo - PEMBONGKARAN SARIPETOJO: Warga Belum Terima Sosialisasi

    SOLO-Investor hotel di bekas Pabrik Es Saripetojo diminta segera menggelar sosialisasi ulang kepada warga terkait rencana melanjutkan pembongkaran Saripetojo. Warga berharap pengembang tak lagi melakukan cara-cara tak prosedural dalam melanjutkan mega proyek di Saripetojo.

    Demikian ditegaskan Wakil Ketua Paguyuban Warga Jantirejo (Pawarjan), Albicia Hamzah menyikapi belum turunnya surat atau sosialiasi kepada warga sekitar atas kelanjutan perobohan Saripetojo.

    Albicia mengaku telah mencoba meminta konfirmasi kepada warga sekitar, pedagang buah, hingga Lurah Sondakan, Dardji terkait surat sosialisasi. “Namun, hingga saat ini kami belum menerima surat sosialisasi itu. Kami sudah mencoba ke kelurahan, namun tak dapat jawaban, karena lurah keluar,” katanya kepada Solopos.com, Senin (18/6/2012).

    Informasi yang diterima warga, kata Albicia, pembongkaran Saripetojo akan dilakukan dalam pekan ini. Namun, yang diherankan warga ialah kenapa surat sosialisasi kepada warga belum juga diberikan hingga kini. “Warga kan bertanya-tanya ada apa gerangan. Apa memang waktunya dipepetkan dengan pembongkaran seperti dulu itu?” tanyanya.

    Sebab, imbuhnya, sebuah pembongkaran gedung pasti menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitar. Sehingga, tak berlebihan jika warga mengetahui proses sebelum pembongkaran. “Sosialisasi itu saya kira perlu untuk diketahui warga. Karena, bagaimanapun warga juga kena dampaknya,” paparnya.

    Meski demikian, sambung Albicia, Pawarjan telah menyiapkan langkah-langkah untuk mengawal perjalanan pembangunan hotel di Saripetojo. Pengawalan yang dimaksudkan itu ialah sejauh mana kepatuhan pengembang pada aturan hukum yang berlaku. “Pawarjan tak ingin terjebak pada kepentingan-kepentingan sesaat, seperti kompensasi,” paparnya.

    Koordinator Keamanan Saripetojo, Panggih Irianto membenarkan bahwa pembongkaran Saripetojo dilakukan dalam pekan ini. Soal harinya, ia tak bisa memastikan. “Rencana awalnya, Senin (18/6). Namun, karena pekerjanya masih punya garapan di lain lokasi, akhirnya ditunda dulu,” papar mantan manager operasional Saripetojo.

    Ditanya soal sosialisasi kepada warga, Panggih tak bisa memastikannya. Menurutnya, sosialisasi itu hanya diberikan saat akan mulai membangun hotel. “Kalau sosialisasi pembongkaran saya kira tak ada. Karena sudah dapat lampu hijau dari Pak Wakil Walikota.”


    Berita Selasa, 19/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • JUMENENGAN: Pintu Kori Kamandungan Akhirnya Dibuka
  • TEDJOWULAN pun “Mbrobos” Pagar untuk Bisa Salat Jumat
  • E-KTP: 2 Alat Rusak, Distribusi e-KTP Tersendat
  • RALLY KEBANGSAAN- Ziarah Bung Karno, 50 Mobil Kuno Melaju ke Blitar
  • RAILBUS: SGM dan BTC Jadi Halte Railbus
  • ESEMKA: Lolos Prauji Emisi, Esemka Rajawali Diminta Kurangi Bobot

    Berita Kota Solo - ESEMKA: Lolos Prauji Emisi, Esemka Rajawali Diminta Kurangi Bobot

    SOLO– Mobil Esemka Rajawali dinyatakan lolos prauji emisi dengan catatan bobot mobil harus dikurangi.

    Direktur Pelayanan dan Pengembangan Solo Techno Park (STP), Gampang Sarwono, kepada Solopos.com, Senin (18/6/2012) mengatakan bobot mobil Esemka Rajawali sekitar 1.700 kg -1.800 kg. Agar lolos prauji emisi, bobot mobil harus diturunkan sesuai dengan bobot ideal, sekitar 1.400 kilogram -1.600 kilogram.

    Gampang mengatakan berdasarkan hasil pre uji emisi, 75% komponen mobil Esemka lolos uji. Semua komponen dalam mobil tersebut menurutnya sudah layak dan tak bermasalah. “Dalam catatan ya hanya bobot itu yang perlu dibenahi,” jelasnya.

    Menurut Gampang, dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bisa menurunkan bobot mobil. Namun ia berharap sebelum 17 Agustus 2012, mobil tersebut bisa kembali diuji emisi. Pengurangannya bisa dilakukan dengan melakukan press body atau mengganti bahan komponen. “Banyak yang nanti akan kami kurangi, sedikit mengubah body atau yang lainnya. Kami belum jelas akan mengurangi bagian mana. Nanti akan kami evaluasi dulu,” urainya.

    Gampang mengatakan saat ini mobil Esemka masih berada di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP). Setelah bobot Esemka diturunkan, kata dia, mobil tersebut bisa diujikan kembali. “Kalau bobotnya sudah diturunkan akan diuji emisi lagi. Tapi uji emisi kali ini uji emisi yang sesungguhnya. Harapannya semua bakal berjalan lancar. kami butuh doanya,” tambahnya.


    Berita Senin, 18/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • SARIPETOJO: Bangunan Bekas Rumah Dinas Diharapkan Jadi Museum
  • JUMENENGAN: Pintu Kori Kamandungan Akhirnya Dibuka
  • TEDJOWULAN pun “Mbrobos” Pagar untuk Bisa Salat Jumat
  • E-KTP: 2 Alat Rusak, Distribusi e-KTP Tersendat
  • RALLY KEBANGSAAN- Ziarah Bung Karno, 50 Mobil Kuno Melaju ke Blitar
  • SARIPETOJO: Bangunan Bekas Rumah Dinas Diharapkan Jadi Museum

    Berita Kota Solo - SARIPETOJO: Bangunan Bekas Rumah Dinas Diharapkan Jadi Museum
    SOLO â€" Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Solo menyatakan siap membantu mengawal proses pembangunan hotel di lahan bekas Pabrik Es Saripetojo. TACB berharap bekas rumah dinas manajer pabrik yang dipertahankan bisa difungsikan sebagai museum.

    Ketua TACB Solo, Kusumastuti mengungkapkan, memang belum ada kontak dari pemkot agar TACB ikut mendampingi. Namun jika diminta, pihaknya sudah siap. “Dari kami kan paling hanya mengawal sesuai permintaan DTRK. Biasanya saat pemrosesan IMB (izin mendirikan bangunan-red). Mestinya ada rancangan konsep, tapi TACB sendiri kan tidak masuk dalam analisa dampak lingkungan (amdal) maupun amdal lalin,” jelas Kusumastuti kepada wartawan di Balaikota, Kamis (14/6/2012).

    Dalam hal tersebut, tugas TACB, menurut Kusumastuti sebatas memberikan rekomendasi mengenai bentuk bangunan, ketinggiannya dan ornamen yang harus dipertahankan. Mengenai bekas rumah dinas manajer yang tidak ikut dirobohkan, Kusumastuti berharap bangunan itu bisa difungsikan sebagai museum.

    Museum itu untuk menggambarkan proses dan perjalanan pabrik es Saripetojo. Juga disediakan maket atau gambar kompleks bangunan pabrik lengkap sebagai pengingat bagi publik mengenai keberadaan pabrik itu, mengingat bangunan pabriknya sendiri akan dirobohkan.

    Diakui Kusumastuti, bekas pabrik es Saripetojo itu dari sisi arsitektural memang nilainya tidak tinggi. Nilai tingginya terletak pada aspek sejarah atau historisnya. Namun, Kusumastuti menambahkan, sudah jadi hal umum bahwa masyarakat Indonesia kurang menghargai sejarah. Ingatan masyarakat Indonesia terhadap sejarah sangatlah pendek. “Dan ketika simbol sejarah itu dirobohkan, nilai apa yang bisa dipertahankan?” kata Kusumastuti.

    Sementara itu, Kepala Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo, Ahyani mengatakan, pada saatnya nanti TACB memang akan dilibatkan. Terutama saat pembahasan mengenai konsep bangunan hotel dan pemrosesan IMB. “Nanti kan pasti ada diskusi mengenai konsep bangunan hotel itu, agar sesuai dengan rekomendasi dari BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala-red) dan kementerian,” ujar Ahyani.

    Ahyani mengatakan, sejauh ini belum ada komunikasi dengan pihak Perusda Citra Mandiri Jawa Tengah (CMJT). Menurutnya, pertemuan sudah diagendakan akan digelar pada 20 Juni nanti. Dalam diskusi itu, Ahyani mengatakan, DTRK akan fokus pada IMB dan konsep bangunan. BP3 merekomendasikan agar ornamen jendela dipertahankan dan diadopsi pada bangunan baru. Menurut Ahyani, ornamen apapun yang mengandung ciri khas dan menjadi pengingat akan keberadaan pabrik itu akan diusahakan agar dipertahankan.


    Berita Kamis, 14/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • JUMENENGAN: Pintu Kori Kamandungan Akhirnya Dibuka
  • TEDJOWULAN pun “Mbrobos” Pagar untuk Bisa Salat Jumat
  • E-KTP: 2 Alat Rusak, Distribusi e-KTP Tersendat
  • RALLY KEBANGSAAN- Ziarah Bung Karno, 50 Mobil Kuno Melaju ke Blitar
  • RAILBUS: SGM dan BTC Jadi Halte Railbus
  • JUMENENGAN: Pintu Kori Kamandungan Akhirnya Dibuka

    Berita Kota Solo - JUMENENGAN: Pintu Kori Kamandungan Akhirnya Dibuka

    SOLO--Setelah dilakukan negosiasi antara kubu Tedjowulan dengan kubu Gusti Moeng  pintu Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta, Jumat (15/6/2012) sekitar pukul 09.40 WIB akhirnya dibuka.

    Proses negosiasi kedua belah pihak itu dimediatori langsung oleh Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in. Hingga berita ini diturunkan proses masuknya Tedjowulan ke dalam keraton masih berlangsung.

    Seperti diberitakan sebelumnya, hari ini akan dihelat acara Tingalan Jumenengan di Sasono Sewoko, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.  Paku Buwono XIII  menunggu KGPH Panembahan Agung Tedjowulan diperbolehkan masuk ke dalam keraton untuk memulai acara itu. Hal itu seperti diungkapkan juru bicara Tedjowulan, KGPH Suryo Wicaksono kepada Solopos.com, di Sasono Mulyo.

     


    Berita Jumat, 15/6/2012 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • TEDJOWULAN pun “Mbrobos” Pagar untuk Bisa Salat Jumat
  • E-KTP: 2 Alat Rusak, Distribusi e-KTP Tersendat
  • RALLY KEBANGSAAN- Ziarah Bung Karno, 50 Mobil Kuno Melaju ke Blitar
  • RAILBUS: SGM dan BTC Jadi Halte Railbus
  • IPAL RSUD Solo Terapkan Konsep Ramah Lingkungan