Fasilitas Hotspot di Kompleks Balaikota Kini Tak Ada Lagi

Berita Kota Solo - Fasilitas Hotspot di Kompleks Balaikota Kini Tak Ada Lagi
SOLO – Warga dan kalangan pegawai negeri sipil (PNS) mempertanyakan keberadaan hotspot (titik akses ke jaringan Internet nirkabel atau wifi) yang sulit ditemukan di kawasan Balaikota Solo. Mereka mengaku kecewa dan menyayangkan hal tersebut.

Salah seorang warga Jajar, Laweyan, Anik, 31, mengungkapkan kekecewaannya setelah pada Kamis (30/8/2012) siang gagal mendapatkan akses hotspot yang setahunya ada di area itu. “Saya tidak tahu ya, dulu setahu saya di balaikota sini ada hotspot-nya dan masyarakat umum bisa mengakses secara gratis. Tapi ini kok nggak ada,” ujarnya kepada Solopos.com.

Kekecewaan juga dirasakan oleh kalangan PNS. Salah seorang PNS, Atmo, mengatakan sudah beberapa bulan ini tak bisa menemukan hotspot. “Sekarang susah cari hotspot di balaikota. Setahu saya yang bisa cuma di kantor Bappeda [Badan Perencanaan Pembangunan Daerah]. Lokasi lainnya susah,” katanya. Dia berharap kawasan balaikota kembali dipasangi wifi karena keberadaan jaringan itu sangat dibutuhkannya untuk menunjang pekerjaan, mencari data dan sebagainya.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Yosca Herman Soedrajad, saat diwawancarai wartawan mengenai hal itu mengatakan hotspot di kompleks balaikota saat ini tidak lagi ditangani pihaknya. “Sejak Kominfo gabung dengan Dihub dan kantornya pindah semua ke Manahan, pengelolaan hotspot di balaikota kami serahkan ke Bagian Umum, selaku pihak yang bertanggung jawab atas kawasan balaikota,” jelasnya.

Kabag Umum Sekretariat Daerah (Setda), Suwarta, membenarkan hal tersebut. Dia menjelaskan hotspot di balaikota memang ditangani pihaknya. Saat ini, jaringan wifi itu sedang dalam proses perbaikan sehingga sulit diakses. “Kami sedang mengupayakan jaringan wi-fi di balaikota ini ditingkatkan bandwidth-nya dan jangkauannya diperluas sehingga mencakup keseluruhan balaikota,” jelas Suwarta.

Ditambahkannya, hotspot di balaikota saat ini memang masih ada tapi hanya di beberapa bagian dengan pengadaan secara parsial. Nantinya hotspot itu dikelola sebagai satu kesatuan untuk seluruh balaikota. “Kami masih menyusun perencanaannya. Anggarannya kami usulkan di 2013,” katanya.

Hotspot di balaikota telah ada sejak sekitar 2008 lalu, bersamaan dengan pemasangan hotspot di sejumlah area publik lain seperti Taman Tirtonadi, Balekambang dan lain-lain. Namun sudah beberapa lama jaringannya tak bisa diakses.


Berita Jumat, 31/8/2012 15:30 - sumber: Solopos

Berita Lainnya:
  • Walah, Urban Forest Jadi Tempat Pacaran
  • November, Pelayanan BPSK Terancam Mandek
  • Pencinta Bahasa dan Budaya Jawa Bentuk Komunitas
  • JOKOWI: Gandeng Investor, Lanjutkan Pembangunan Lantai II Terminal Tirtonadi
  • Banggar DPRD Solo Pastikan Zero Defisit
  • Walah, Urban Forest Jadi Tempat Pacaran

    Berita Kota Solo - Walah, Urban Forest Jadi Tempat Pacaran

    SOLO--Pemerintah Kota (Pemkot) Solo diminta lebih fokus dalam mengelola urban forest bantaran Sungai Bengawan Solo. Tidak hanya dari sisi penghijauan dan penyediaan wahana bermain, melainkan juga dari aspek pemanfaatannya. Permintaan itu disampaikan warga Pucangsawit dan sosiolog Kota Bengawan menanggapi terjadinya perilaku menyimpang masyarakat di kawasan yang dulunya perkumiman padat penduduk itu.

    Tokoh pemuda Pucangsawit, Danang, menilai perlunya patroli rutin dan ketat dari aparat untuk mengontrol pemanfaatan urban forest. Selain itu menurutnya Pemkot tidak bisa lepas tangan mengenai penyediaan fasilitas penerangan. “Harus ada patroli rutin petugas dan penerangan yang cukup. Jangan seperti sekarang kondisinya sangat gelap pada malam hari,” katanya kepada Solopos.com, Jumat (31/8/2012).

    Tidak hanya di urban forest, Danang menilai setiap taman atau ruang publik perlu pengawasan melekat pada malam hari. Jangan sampai ruang-ruang berkumpul publik seperti Taman Sekartaji dan kawasan Manahan menjadi surga bagi pasangan mesum. Pendapat senada disampaikan sosiolog Kota Solo, Mahendra. Menurutnya salah satu kunci kontrol kawasan adalah ketersediaan fasilitas penerangan pada malam hari.

    Pasangan laki-laki dan perempuan biasanya berbuat tidak senonoh di tempat yang gelap atau remang-remang. Sedangkan Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS), Drajat Tri Kartono, menilai perlunya kontrol sosial untuk menjaga ruang publik dari perilaku menyimpang. Warga setempat harus digerakkan untuk mengawasi dan mencegah terjadinya pacaran mesum.

    Lebih jauh lagi Drajat menekankan perlunya mengubah pola perilaku masyarakat. Setiap individu dalam masyarakat harus sadar turut serta dalam menjaga nilai moralitas dan etika. “Selain karena gelap, perilaku menyimpang di ruang publik terjadi karena rendahnya kontrol sosial. Hal ini menunjukkan semakin berkembangnya perilaku hidup bebas,” pungkas dia.


    Berita Jumat, 31/8/2012 21:26 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • November, Pelayanan BPSK Terancam Mandek
  • Pencinta Bahasa dan Budaya Jawa Bentuk Komunitas
  • JOKOWI: Gandeng Investor, Lanjutkan Pembangunan Lantai II Terminal Tirtonadi
  • Banggar DPRD Solo Pastikan Zero Defisit
  • Ketidakjelasan Status Maliyawan, PD CMJT Somasi Pemkot
  • November, Pelayanan BPSK Terancam Mandek

    Berita Kota Solo - November, Pelayanan BPSK Terancam Mandek

    SOLOâ€"Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) per November terancam mandek lantaran tidak adanya anggota panitera. Kondisi itu disampaikan Ketua BPSK, Bambang Ary Wibowo dalam agenda dengar pendapat mengenai rencana anggaran perubahan di ruang paripurna Gedung DPRD Solo, Kamis (30/8).

    Secara otomatis, imbuh dia, apabila tidak ada anggota panitera maka proses pengadilan tidak akan bisa berjalan. “Pada awal berjalan untuk keberadaan personel di BPSK sebenarnya lumayan. Namun begitu saya tidak tahu mengapa satu per satu personel khususnya PNS mulai hilang. Hilangnya itu bisa karena mutasi atau karena dibebani tugas lain. Tapi intinya mereka semua akhirnya tidak bisa membantu BPSK lagi,” ujar Bambang.

    Para PNS yang dimutasi, menurut Bambang, secara otomatis tak bisa membantu BPSK. Sebab di tempat kerja yang baru ada banyak yang bidang pekerjaan tidak sesuai dengan tugas mereka di BPSK. Kondisi ini sangat dimaklumi oleh pimpinan dan anggota BPSK.
    Repotnya, imbuh Bambang, para PNS yang berada di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) juga tidak membantu. Penyebabnya, mereka mendapat tugas lain sehingga tidak bisa membantu di BPSK. Begitu banyaknya tugas tersebut menyebabkan satu per satu PNS mengundurkan diri.

    “Ini ada kabar bahwa PNS satu-satunya di BPSK akan dimutasi dalam gelombang yang akan datang. Kebetulan dia di bagian panitera. Kalau benar informasi itu, per November BPSK tak punya panitera lagi. Secara otomatis ketika tidak ada panitera maka pelayanan kepada masyarakat tidak akan berjalan,” imbuh dia.

    Bambang menambahkan, BPSK sudah mencoba mencari solusi dengan cara berkonsultasi dengan Wakil Walikota (Wawali). Wawali menyarankan untuk merekrut tenaga outsourcing. Masalahnya, sambung Bambang, untuk merekrut tenaga outsourcing diperlukan dana yang tak sedikit sementara anggaran di BPSK terbatas.

    “Dalam forum ini kami pertanyakan bagaimana solusi mengenai ketidakadaan panitera. Kami mohon DPRD bisa membantu menyelesaikannya,” ujar Bambang.

    Sementara itu Wakil Ketua DPRD Solo, M Rodhi mengatakan apa yang disampaikan perwakilan BPSK merupakan masalah serius. Oleh sebab itulah, Rodhi menambahkan, pihaknya akan membuat diskusi khusus mendalam untuk mengatasi persoalan tersebut.


    Berita Jumat, 31/8/2012 06:58 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Pencinta Bahasa dan Budaya Jawa Bentuk Komunitas
  • JOKOWI: Gandeng Investor, Lanjutkan Pembangunan Lantai II Terminal Tirtonadi
  • Banggar DPRD Solo Pastikan Zero Defisit
  • Ketidakjelasan Status Maliyawan, PD CMJT Somasi Pemkot
  • Calon Dubes Siap Promosikan Solo
  • Pencinta Bahasa dan Budaya Jawa Bentuk Komunitas

    Berita Kota Solo - Pencinta Bahasa dan Budaya Jawa Bentuk Komunitas

    SOLO--Pencinta bahasa dan budaya jawa kini memiliki payung komunitas bernama komunitas Paseduluran Basa Jawa yang dipelopori oleh Solopos. Komunitas tersebut dilaunching di Griya Solopos, Kamis (30/8/2012) malam.

    Sejumlah tokoh masyarakat pecinta budaya Jawa, dosen, pegiat budaya ikut hadir dalam acara tersebut. Seperti dosen Sastra daerah UNS, Imam Sutardjo, Supardjo, dosen Univet Sukoharjo, Adi Deswijaya, dan sejumlah pegiat budaya Jawa dari Soloraya.

    Dalam pertemuan perdana tersebut, juga digelar diskusi bertema Perda Bahasa sastra dan aksara Jawa dengan pembicara dari Ketua Dewan Bahasa Jawa di Jawa Tengah, Sutadi.

    “Komunitas ini untuk menampung dan berdiskusi serta memiliki visi dan misi paseduluran, saling berbagi ilmu dan pengalaman,” kata penasehat komunitas, Suwarmin.

    Rencananya, komunitas tersebut akan dijadwalkan pertemuan rutin setiap Jumat Kliwon atau 35 hari sekali dengan pembahasan yang berbeda-beda.


    Berita Kamis, 30/8/2012 20:53 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • JOKOWI: Gandeng Investor, Lanjutkan Pembangunan Lantai II Terminal Tirtonadi
  • Banggar DPRD Solo Pastikan Zero Defisit
  • Ketidakjelasan Status Maliyawan, PD CMJT Somasi Pemkot
  • Calon Dubes Siap Promosikan Solo
  • Calon Investor Tertarik TSTJ Terus Berdatangan
  • JOKOWI: Gandeng Investor, Lanjutkan Pembangunan Lantai II Terminal Tirtonadi

    Berita Kota Solo - JOKOWI: Gandeng Investor, Lanjutkan Pembangunan Lantai II Terminal Tirtonadi

    SOLO-Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kelanjutan pembangunan Terminal Tirtonadi lantai II bakal dilaksanakan dengan menggandeng investor.

    “Untuk lantai atas, yaitu lantai II Terminal Tirtonadi akan dilaksanakan dengan sistem investasi, atau kita akan menggandeng
    investor,” ungkap Jokowi, sapaan akrabnya, seusai memulai pembongkaran kios-kios di deretan Blok C sisi barat Terminal Tirtonadi Solo, Kamis (30/8/2012).

    Jokowi mengaku optimistis pembangunan dan pengembangan terminar tersebut dapat terselesaikan secara total tahun 2013 mendatang. Untuk lantai I terminal baru di sisi barat, dipastikan dapat mulai dioperasikan sebelum akhir tahun ini. Jokowi mengatakan terminal
    tersebut ke depannya akan berkonsep green terminal yang ramah lingkungan.

    “Yang jelas nanti terminal ini akan ramah lingkungan, sejuk dan nyaman karena dikonsep sebagai green terminal. Tembok atau dinding-dinding yang ada akan ditutupi tanaman rambat dan dipenuhi dengan pepohonan agar sejuk, tidak terasa polusinya,” papar Jokowi yang siang itu menyempatkan diri untuk ikut membongkar sebagian pagar seng dan salah satu kios di Blok C sisi barat terminal.

    Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo, Yosca Herman Soedrajad mengatakan operasional bangunan terminal baru ditarget dapat dimulai November mendatang.

    “Proses pembangunan kan ditarget selesai September ini, untuk persiapan sarana dan prasarana pendukung, kami perkirakan prosesnya
    dimulai September tersebut, sehingga prediksi kami akhir Oktober clear dan November bisa dioperasikan untuk bus jalur arah barat,” terang Yosca.


    Berita Kamis, 30/8/2012 11:42 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Banggar DPRD Solo Pastikan Zero Defisit
  • Ketidakjelasan Status Maliyawan, PD CMJT Somasi Pemkot
  • Calon Dubes Siap Promosikan Solo
  • Calon Investor Tertarik TSTJ Terus Berdatangan
  • PEMBANGUNAN UNDERPASS MAKAMHAJI: Solo Tambah Macet
  • Banggar DPRD Solo Pastikan Zero Defisit

    Berita Kota Solo - Banggar DPRD Solo Pastikan Zero Defisit

    SOLO–Badan anggaran (banggar) DPRD Solo memastikan anggaran perubahan 2012 dalam kondisi zero defisit.

    Sebelumnya diakui Ketua DPRD Solo, YF Sukasno anggaran perubahan dalam kondisi defisit. Namun dia enggan menjelaskan berapa kepastian defisit tersebut.

    “Karena banyaknya kebutuhan dalam satu tahun anggaran, kondisi defisit memang biasa terjadi. Namun ya tidak sampai sangat  besar seperti daerah lainnya. Hanya beberapa ratus juta. Tak sampai menyentuh angka miliar,” jelasnya ketika dijumpai wartawan, Rabu (29/8/2012).

    Dengan adanya defisit pada rencana anggaran perubahan, sambung Kasno, banggar langsung melakukan rasionalisasi. Beberapa kegiatan yang tidak perlu dilakukan langsung dicoret supaya tidak terjadi sisa lebih perhitungan anggaran (silpa). Dengan terbatasnya anggaran perubahan, kegiatan yang berlangsung hingga akhir tahun dipilih kegiatan yang sifatnya penting dan mendesak.

    Masih mengenai pembahasan anggaran perubahan, menurut Kasno, banggar juga melakukan evaluasi atas penyerapan anggaran hingga akhir Agustus. Banggar berharap pada awal September seharusnya 50% anggaran bisa terserap supaya tidak menjadi mubazir pada awal tahun.

    Pernyataan sama disampaikan Wakil Ketua DPRD Solo, M Rodhi. “Saat ini rencana anggaran perubahan dalam kondisi zero defisit. Sebelumnya memang terjadi defisit hingga Rp53 miliar namun bisa ditutup dengan surplus yang jumlahnya sama sehingga tidak terjadi kekurangan anggaran,” ujar Rodhi.


    Berita Rabu, 29/8/2012 15:30 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Ketidakjelasan Status Maliyawan, PD CMJT Somasi Pemkot
  • Calon Dubes Siap Promosikan Solo
  • Calon Investor Tertarik TSTJ Terus Berdatangan
  • PEMBANGUNAN UNDERPASS MAKAMHAJI: Solo Tambah Macet
  • Kasus Laka Tinggi, Median Jalan Dibuat di Jl Sutarto
  • Ketidakjelasan Status Maliyawan, PD CMJT Somasi Pemkot

    Berita Kota Solo - Ketidakjelasan Status Maliyawan, PD CMJT Somasi Pemkot

    SOLOâ€"Perusahaan Daerah Citra Mandiri Jawa Tengah (PD CMJT) mensomasi Pemerintah Kota (pemkot) Solo apabila tidak segera menyerahkan kembali Hotel Maliyawan yang saat ini menempati tanah milik Pemprov Jateng.

    Somasi tersebut disampaikan PD CMJT kepada Walikota Solo, Joko Widodo dalam surat bernomor 030/395/2012 yang ditandatangani Direksi PD CMJT, HM Sayuti. Dalam surat itu disebut juga apabila tidak segera ada penyelesaian dalam Hotel Maliyawan, PD CMJT akan menyelesaikannya secara normatif.

    Masih mengacu kepada lampiran surat dari PD CMJT, dalam surat kontrak antara perusahaan tersebut dengan Pemkot Solo khususnya pasal sembilan dikatakan apabila pihak kedua yang dalam hal ini diwakili Pemkot tidak bersedia mengosongkan barang-barang miliknya maka dapat dikosongkan dengan pihak kepolisian (Polri).

    Menanggapi surat dari PD CMJT, Wakil Pansus Persetujuan Pelepasan Aset Maliyawan, Dedy Purnomo mempertanyakan maksud pengosongan Hotel Maliyawan. Pun Dedy mempertanyakan niatan PD CMJT yang akan merobohkan bangunan Maliyawan.

    “Setelah mempelajari kontrak antara Pemkot dengan PD CMJT, kami menilai Pemprov tidak berhak merobohkan bangunan Hotel Maliyawan. Sebab dalam surat kontrak kebijakan tersebut tidak dicantumkan,” tegas Dedy, Rabu (29/8/2012).

    Masih mengacu kepada surat kontrak, Dedy menambahkan, Pemkot Solo sebenarnya berhak mengajukan hak milik (HM) atau hak guna bangunan (HGB) setelah kontrak berakhir. Sayangnya pengajuan tersebut sampai sekarang belum pernah disampaikan kepada Pemprov Jateng. Terbukti hingga saat ini pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) juga belum pernah mengajukan serah terima kepada Pemprov.

    Persoalan kedua, lanjut Dedy, untuk operasional hingga pembayaran PBB hingga saat ini masih menjadi tanggung jawab Pemkot. Kondisi demikian imbuhnya secara tidak langsung menunjukkan pengakuan Pemprov bahwa Hotel Maliyawan masih ada di bawah pengelolaan Pemkot.

    Pendapat berbeda disampaikan anggota Pansus lain, Bambang Triyanto. Menurutnya, rencana Pansus yang akan melakukan koordinasi dengan Pemkab Karanganyar adalah langkah yang terlalu jauh.

    “Dalam hal Maliyawan saya memang kurang sepakat dengan pimpinan Pansus khususnya Pak Dedy. Menurut saya substansi Pansus Maliyawan hanyalah memberikan persetujuan atau penolakan atas pelepasan Hotel Maliyawan. Pansus tidak berhak melakukan investigasi sampai masalah kepemilikan tanah karena itu bukan ranah Pansus,” jelasnya.

    Bambang menambahkan, harusnya Pansus bisa melihat persoalan Hotel Maliyawan secara obyektif. Alasan Pemkot yang ingin melepaskan Maliyawan lantaran tingginya biaya operasional harusnya bisa diterima dengan tangan terbuka. Oleh sebab itulah, pilihan melepaskan Hotel Maliyawan merupakan pilihan yang rasional.


    Berita Rabu, 29/8/2012 21:38 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Calon Dubes Siap Promosikan Solo
  • Calon Investor Tertarik TSTJ Terus Berdatangan
  • PEMBANGUNAN UNDERPASS MAKAMHAJI: Solo Tambah Macet
  • Kasus Laka Tinggi, Median Jalan Dibuat di Jl Sutarto
  • Kios Sisi Barat Terminal Tirtonadi Dikosongkan
  • Calon Dubes Siap Promosikan Solo

    Berita Kota Solo - Calon Dubes Siap Promosikan Solo

    SOLO–Sebanyak 11 calon duta besar (dubes) mengikuti tur keliling Solo dengan bus tingkat Werkudara, Rabu (29/8/2012) pagi.

    Mereka mengunjungi sejumlah tempat di antaranya Pura Mangkunegaran, Pasar Triwindu dan Museum Batik Wuryoningratan.

    Kunjungan itu dimaksudkan untuk memberikan gambaran langsung kepada mereka mengenai berbagai potensi yang bisa mereka promosikan ke negara tempat mereka bertugas nanti. Salah seorang calon dubes yang akan menempati pos di Malaysia, Marsekal TNI Purn Herman Prayitno, mengatakan Solo memiliki potensi yang layak untuk dijual terutama potensi pariwisata dan budaya.

    “Di sini banyak bangunan-bangunan seperti Mangkunegaran ini yang usianya sudah 200-an tahun tapi tetap terpelihara dengan sangat baik. Saya juga lihat banyak turis asing yang sangat terkesan melihat bangunan ini,” jelas Herman, saat diwawancarai Solopos.com, di sela-sela kunjungan di Pura Mangkunegaran.

    Untuk persiapan penugasan mereka, para calon dubes itu memang hanya mengunjungi Solo. Sebab, Solo dinilai punya banyak potensi tapi kurang promosi. “Salah satunya potensi batik, dibandingkan Bandung, promosi Solo sangat kurang,” ujarnya.

    Karena itulah, Herman menambahkan ia siap mempromosikan semua potensi yang ada di Solo dan seluruh Indonesia di tempatnya bertugas.   Sementara pemimpin rombongan, Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Suprapto Martosetomo, mengatakan tujuan kunjungan itu adalah untuk pengenalan wilayah dan menggali potensi di Solo untuk bekal promosi ke luar negeri. Sebab memang itulah salah satu tugas dubes.


    Berita Rabu, 29/8/2012 11:00 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Calon Investor Tertarik TSTJ Terus Berdatangan
  • PEMBANGUNAN UNDERPASS MAKAMHAJI: Solo Tambah Macet
  • Kasus Laka Tinggi, Median Jalan Dibuat di Jl Sutarto
  • Kios Sisi Barat Terminal Tirtonadi Dikosongkan
  • Proyek Dilelang, 69 BCB Segera Dilabeli
  • Calon Investor Tertarik TSTJ Terus Berdatangan

    Berita Kota Solo - Calon Investor Tertarik TSTJ Terus Berdatangan

    SOLO–Direksi Perusda Taman Jurug mengaku telah banyak menerima kedatangan kalangan pengusaha yang tertarik berinvestasi dalam pengelolaan dan pengembangan kebun binatang Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).

    Namun demikian, pihak direksi tak bisa melakukan apa-apa karena lelang calon investor baru bisa dilakukan setelah pemisahan aset, yang sekarang sedang diproses di DPRD, kelar. “Kalau yang sekadar melihat-lihat sih cukup banyak. Mereka datang, tanya-tanya. Kalau yang kami dekati ada lima calon, tapi yang kelihatan serius ada dua,” jelas Direktur Utama Perusda Taman Jurug, Lilik Kristianto, saat ditemui wartawan di Balaikota, Selasa (28/8/2012).

    Di antara lima calon yang didekati itu, Lilik menyebut ada nama Taman Matahari (Grup Matahari). Empat calon lainnya, sebagaimana yang kerap diungkapkan adalah Taman Safari, Jatim Park II, Grup Ancol, dan calon investor peserta lelang yang gagal sebelumnya, PT Dinamika Karsa Cemerlang (DKC).

    “Kami sudah tanya PT DKC, tapi katanya mereka masih pikir-pikir,” ujar Lilik.

    Lilik berharap proses pemisahan aset itu segera rampung sehingga lelang calon investor bisa secepatnya digelar. Dia mengatakan berdasarkan saran sejumlah pihak, lelang itu sebaiknya tetap menunggu aset TSTJ benar-benar sudah dipisahkan. Karena itu tak bisa dilakukan seiring sejalan seperti lelang sebelumnya.

    Harapan senada disampaikan Walikota Solo, Joko Widodo. Jokowi berharap Dewan segera menyelesaikan proses pemisahan aset TSTJ. Dia berharap tahun ini juga sudah bisa diperoleh investor pengelola TSTJ dan pembangunan fisik kebun binatang itu dimulai.

    “Saat ini ya terpaksa calon investornya menunggu. Mestinya ya jangan terlalu lama. Tahun ini seharusnya sudah bisa mulai dikerjakan untuk pengembangannya,” tegas Jokowi, saat ditemui secara terpisah di Balaikota.


    Berita Selasa, 28/8/2012 15:23 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • PEMBANGUNAN UNDERPASS MAKAMHAJI: Solo Tambah Macet
  • Kasus Laka Tinggi, Median Jalan Dibuat di Jl Sutarto
  • Kios Sisi Barat Terminal Tirtonadi Dikosongkan
  • Proyek Dilelang, 69 BCB Segera Dilabeli
  • BAKDAN ING BALEKAMBANG: Jumlah Pengunjung Tak Penuhi Target
  • PEMBANGUNAN UNDERPASS MAKAMHAJI: Solo Tambah Macet

    Berita Kota Solo - PEMBANGUNAN UNDERPASS MAKAMHAJI: Solo Tambah Macet

    SOLOâ€"Kota Solo tambah macet menyusul pembangunan underpass di perlintasan kereta api Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Penutupan dan pengalihan jalan karena pembangunan underpass itu berdampak terhadap arus lalu lintas di Solo, Selasa (28/8/2012). Beberapa ruas jalan yang terhubung dengan wilayah di sekitar perlintasan KA Makamhaji macet.

     

    Berdasarkan pantauan Solopos.com, Selasa pukul 10.00 WIB-11.00 WIB, lalu lintas di sejumlah titik dari dan menuju Kartasura tampak padat merayap. Lalu lintas di Jl Dr Rajiman dari arah Pasar Jongke, Laweyan yang mengarah ke Makamhaji terlihat padat. Pusat kemacetan terjadi di Pertigaan Tugu Lilin.

     

    Di Pertigaan Tugu Lilin, lalu lintas dari arah Solo menuju Kartasura dialihkan ke Jl Joko Tingkir, Gentan, Baki Sukoharjo. Antrean panjang kendaraan sepanjang 200 meter tampak mengular di Jl Dr Rajiman. Namun selepas kendaraan masuk Jl Joko Tingkir, lalu lintas kembali lancar karena jalan relatif lebih besar.

     

    Lalu lintas sebaliknya dari arah Jl Joko Tingkir, Gentan, yang menuju ke Makamhaji, dialihkan melalui Jl Transito. Antrean panjang kendaraan dari arah selatan sepanjang 200 meter juga terjadi di Jl Joko Tingkir menuju seputar Tugu Lilin ke Jl Transito. Karena kondisi jalan yang lebih sempit, kendaraan harus berjalan pelan menuju ke arah Jl Transito.

     

    Sejumlah petugas dari Dishubkominfo, kepolisian dan Linmas setempat telah disiagakan untuk pengalihan jalan di titik ini. Kemacetan di Pertigaan Tugu Lilin terjadi karena pertigaan itu merupakan titik pertemuan kendaraan dari arah Jongke, Gentan (Sukoharjo) dan dari Purwosari. Selain itu, tingginya volume kendaraan juga menyebabkan kemacetan.

     

    Salah seorang petugas Dishubkominfo yang bertugas di Pertigaan Tugu Lilin, Mas Wahyu, mengaku kewalahan menangani kemacetan lalu lintas hari pertama pengalihan jalan. ”Ini macetnya sudah luar biasa, melebihi Lebaran,” ungkapnya.

     

    Menurut Wahyu, prediksi puncak kemacetan lalu lintas di Tugu Lilin akan terjadi pada jam pulang kantor. ”Kalau jam segini [10.30 WIB] saja macetnya sudah seperti ini. Nanti kalau jam pulang kantor, antrean kendaraan dari arah Jl Dr Rajiman yang mengarah ke Jl Joko Tingkir bisa macet sampai ke perempatan RCTI,” terangnya.

     

    Kabid Lalu Lintas Dishubkominfo, Sri Baskoro, menyampaikan sejumlah jalan di Kota Solo yang akan mengalami peningkatan arus lalu lintas akibat penutupan tersebut di antaranya Jl Slamet Riyadi, Kleco; Jl KH Agus Salim, Sondakan serta Jl Dr Rajiman, Jongke.

    Dijelaskannya, peningkatan volume kendaraan yang melintas di Kota Solo akibat penutupan akses jalan menuju proyek underpass merupakan efek samping perbaikan akses jalan di wilayah tersebut. Jika tidak ada penutupan seluruh akses jalan, proyek underpass dikhawatirkan tidak kunjung selesai.


     


    Berita Rabu, 29/8/2012 00:00 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Kasus Laka Tinggi, Median Jalan Dibuat di Jl Sutarto
  • Kios Sisi Barat Terminal Tirtonadi Dikosongkan
  • Proyek Dilelang, 69 BCB Segera Dilabeli
  • BAKDAN ING BALEKAMBANG: Jumlah Pengunjung Tak Penuhi Target
  • Dukung Penghapusan Remisi bagi Koruptor, Warga Solo Gelar Aksi
  • Kasus Laka Tinggi, Median Jalan Dibuat di Jl Sutarto

    Berita Kota Solo - Kasus Laka Tinggi, Median Jalan Dibuat di Jl Sutarto

    SOLO-Kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi di sepanjang Jl Kolonel Sutarto, Jebres, Solo, dinilai cukup tinggi.  Untuk itulah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo mengambil kebijakan untuk membuat median jalan dan menutup total akses atau bukaan jalan yang terdapat di sepanjang jalan tersebut.

    Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dishubkominfo Kota Solo, Sri Baskoro, didampingi Kasi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas, M Usman, mengemukakan tahap awal pembuatan median di Jl Kolonel Sutarto tersebut dimulai dengan menutup akses atau bukaan jalan yang terdapat di sepanjang jalan itu dengan barikade berupa portal dan traffic cone, Selasa (28/8/2012).

    Baskoro menjelaskan pembuatan median jalan itu berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan Dishubkominfo terhadap tingkat kecelakaan lalu lintas di kawasan itu yang dinilai cukup tinggi.

    “Selain kepadatan arus lalu lintas cukup tinggi, jalan itu (Kolonel Sutarto) juga banyak dilalui bus jenis AKAP (antarkota antarprovinsi) maupun AKDP (antarkota dalam provinsi),” ujar Baskoro ketika ditemui wartawan di kantornya, Selasa.

    Usman menambahkan semula di sepanjang jalan itu terdapat akses atau bukaan jalan di beberapa titik. Hal itu dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat, yaitu untuk akses jalan. Namun belakangan muncul persoalan berupa kemacetan arus lalu lintas akibat adanya perputaran kendaraan di bukaan jalan tersebut. Sementara untuk tahap pembuatan median, diperkiraan Usman, dapat dimulai September menyusul dimulainya tahapan lelang.


    Berita Selasa, 28/8/2012 11:45 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Kios Sisi Barat Terminal Tirtonadi Dikosongkan
  • Proyek Dilelang, 69 BCB Segera Dilabeli
  • BAKDAN ING BALEKAMBANG: Jumlah Pengunjung Tak Penuhi Target
  • Dukung Penghapusan Remisi bagi Koruptor, Warga Solo Gelar Aksi
  • Hibah LKK Tak Juga Cair
  • Kios Sisi Barat Terminal Tirtonadi Dikosongkan

    Berita Kota Solo - Kios Sisi Barat Terminal Tirtonadi Dikosongkan
    SOLO – Pengosongan sekitar 22 kios yang berlokasi di sisi barat Terminal Tirtonadi Solo dimulai hari ini. Pengosongan kios itu dilakukan guna menyelesaikan pembangunan akses bus arah barat yang terkoneksi dengan kompleks terminal baru di sisi barat. Diperkirakan pengerjaan akses tersebut membutuhkan waktu hingga sebulan.

    Namun dari pantauan Solopos.com di terminal tersebut, hingga Senin siang, para pemilik kios itu rata-rata belum memulai pengosongan kiosnya. Mereka terlihat masih berjualan seperti biasa, menyusul masih ramainya terminal itu. Menurut keterangan dari sejumlah pemilik kios, baru satu hingga dua orang yang telah membongkar sebagian barang dagangannya. Ada pemilik kios yang memilih mulai mengosongkan kiosnya malam hari.

    Mereka mengakui, Senin pagi, sudah ada sosialisasi secara lesan dari pihak UPTD Terminal Tirtonadi dan kontraktor pembangunan terminal terkait pengosongan kios-kios tersebut. Selain itu, UPTD Terminal Tirtonadi juga memberikan toleransi kepada pemilik kios untuk proses pengosongan kios hingga Rabu (30/8/2012) mendatang.

    “Tadi dari UPTD menyampaikan ada toleransi sampai tanggal 30 Agustus ini untuk mulai mengosongkan kios. Tapi tanggal 1 September, kios-kios sudah harus dikosongkan dan bersih,” ujar Suwarno, salah seorang pemilik kios di Terminal Tirtonadi.

    Meskipun sosialisasi itu tidak disampaikan secara tertulis, Suwarno mengatakan akan memanfaatkan toleransi waktu yang diberikan itu untuk menghabiskan stok dagangannya hingga Rabu mendatang. “Apalagi ini juga ada pesanan dari pelanggan. Jadi kami manfaatkan saja toleransi waktu yang sudah diberikan hingga Rabu nanti. Kalau tanggal 1 September nanti kami harus mengosongkan kios, ya kami harus siap,” katanya.

    Sedangkan pedagang lainnya, Parni, mengatakan akan mulai mengosongkan kiosnya mulai Senin malam. “Nanti malam kami mulai kosongkan kios,” kata Parni.

    Diberikannya toleransi waktu pengosongan kios tersebut, diakui Kepala UPTD Terminal Tirtonadi Solo, MV Djammila. Sayangnya, Djammila tidak menjelaskan lebih lanjut batas waktu toleransi yang diberikan kepada para pemilik kios tersebut. “Ya secepatnya saja, kalau pedagang sudah siap ya segera kiosnya dikosongkan,” kata Djammila.

    Kasubbag Tata Usaha (TU) UPTD Terminal Tirtonadi, Eko Agus Susanto, menambahkan pihaknya bersama kontraktor pembangunan terminal, telah menyosialisasikan pengosongan kios-kios tersebut kepada para pemilik kios, Senin pagi. “Besok, akan dibuat pagar berjarak lima meter di depan kios-kios tersebut,” kata Eko.


    Berita Senin, 27/8/2012 14:46 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Proyek Dilelang, 69 BCB Segera Dilabeli
  • BAKDAN ING BALEKAMBANG: Jumlah Pengunjung Tak Penuhi Target
  • Dukung Penghapusan Remisi bagi Koruptor, Warga Solo Gelar Aksi
  • Hibah LKK Tak Juga Cair
  • ROMO J CASUTT MENINGGAL DUNIA: Ratusan Pelayat Ikuti Misa Pertama
  • Proyek Dilelang, 69 BCB Segera Dilabeli

    Berita Kota Solo - Proyek Dilelang, 69 BCB Segera Dilabeli

    SOLO–Puluhan kawasan dan bangunan cagar budaya (BCB) di Kota Solo segera diberi label. Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo, pekan ini mulai melelang kegiatan labelisasi yang dianggarkan dalam APBD 2012 senilai Rp230 juta itu.

    Kepala DTRK Solo, Ahyani mengungkapkan hal tersebut saat diwawancarai wartawan di Balaikota, Senin (27/8). Hal senada juga dikemukakan oleh Kabid Pelestarian Kawasan dan BCB DTRK, Mufti Raharjo, dalam wawancara sebelumnya.

    “Lelangnya pekan ini dimulai. Mestinya tidak butuh waktu lama untuk pelaksanaannya wong itu sudah direncanakan dan sudah ditentukan material yang akan digunakan sehingga rekanan tinggal menyesuaikan,” jelas Ahyani.

    Ahyani mengaku tidak hafal jumlah pasti kawasan maupun BCB yang akan dilabeli itu. Sedangkan untuk label yang disediakan, menurutnya mencapai 100-an label.

    Sementara itu, Mufti Raharjo, yang ditemui akhir pekan lalu di ruang kerjanya mengatakan dalam labelisasi itu prioritasnya adalah kawasan dan BCB yang tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Walikota Nomor 646/116/I/1997 tentang Penetapan Kawasan dan Bangunan Kuno Sebagai Cagar Budaya. Jumlahnya mencapai 69 lokasi.

    Mengenai rencana labelisasi ini, pada 10 Juli lalu telah disosialisasikan kepada para pemilik maupun pengelola kawasan dan BCB. Mereka diundang dalam acara yang digelar di Ruang Manganti Praja Gedung Baru Kompleks Balaikota Solo.

    Dalam kesempatan tersebut, konsultan perencana labelisasi memaparkan ada tiga model label yang disiapkan. Model pertama berupa plakat tembaga berukuran 40 cm x 40 cm dengan latar dari bahan batu candi dan cetakan tembaga timbul. Kedua, plakat marmer berukuran sama dengan cetakan grafir atau tatah mesin. Masing-masing model tersebut disiapkan sebanyak 32 unit.

    Terakhir, label berupa tugu berbentuk menyerupai biji catur setinggi 2,1 meter, lebar satu meter, ditambah dudukan tanah setinggi 20 cm. Di bagian atas ada bentuk teratai yang mengembang tiga tingkat. Label ini disiapkan sebanyak 11 unit.

    Dijelaskan pula di bagian mana pada bangunan atau kawasan cagar budaya itu label akan dipasang. Dalam hal itu dipilih posisi yang srategis dan mudah dilihat.

    Beberapa kawasan dan BCB yang akan dilabeli tahun ini, di antaranya Loji Gandrung, Benteng Vastenburg, Keraton Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran, Masjid Agung, Masjid Al Wustho, Tugu Cembengan, Vihara Po An Kiong dan lain-lain.


    Berita Senin, 27/8/2012 17:17 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • BAKDAN ING BALEKAMBANG: Jumlah Pengunjung Tak Penuhi Target
  • Dukung Penghapusan Remisi bagi Koruptor, Warga Solo Gelar Aksi
  • Hibah LKK Tak Juga Cair
  • ROMO J CASUTT MENINGGAL DUNIA: Ratusan Pelayat Ikuti Misa Pertama
  • Lebaran, Pengunjung Kolam Renang Tirtomoyo Meningkat
  • BAKDAN ING BALEKAMBANG: Jumlah Pengunjung Tak Penuhi Target

    Berita Kota Solo - BAKDAN ING BALEKAMBANG: Jumlah Pengunjung Tak Penuhi Target

    SOLO--Jumlah pengunjung yang mendatangi acara Bakdan ing Balekambang (BIB) tak memenuhi target yang dipatok panitia.

    Ketua Panitia BIB, Daryono, Minggu (26/8/2012) menjelaskan jumlah pengunjung hingga hari terakhir pada Minggu siang sekitar 20.000 orang. Padahal panitia menarget pengunjung BIB sekitar 30.000 orang.

    Saat ditanya kerugian, ia mengaku belum melakukan kalkulasi. “Yang pasti kami acara ini mendapatkan subsidi silang,” ucapnya saat ditemui Solopos.com, Minggu, di Taman Balekambang.

    Daryono mengaku meski jumlah pengunjung tak memenuhi target, ia sudah cukup bangga karena masyarakat bisa menikmati sejumlah hiburan yang dihadirkan. Ditambah, acara tersebut memberikan dampak tak langsung terhadap ekonomi dan pariwisata Kota Solo. “Saya berharap acara Bakdan ing Balekambang ini bisa digunakan sebagai magnet pariwisata Kota Solo. Pas Lebaran ini kan banyak event di Solo, lha kami melengkapinya,” urainya.

    Salah satu pengunjung, Meri Atika, 29, yang datang bersama keluarga mengaku wahana permainan tradisional seperti egrang, dakon dan wayang memang memiliki daya tarik tersendiri baginya. Ia yang sudah datang kali ketiga saat acara BIB berlangsung itu selalu menyempatkan diri mengunjungi arena permainan tradisional saat berkunjung.

    “Asik saja, selain untuk melepas lelah, juga biar mengenalkan kepada anak saya tentang permainan tradisional,” ucapnya sembari bermain dakon.


    Berita Minggu, 26/8/2012 21:47 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Dukung Penghapusan Remisi bagi Koruptor, Warga Solo Gelar Aksi
  • Hibah LKK Tak Juga Cair
  • ROMO J CASUTT MENINGGAL DUNIA: Ratusan Pelayat Ikuti Misa Pertama
  • Lebaran, Pengunjung Kolam Renang Tirtomoyo Meningkat
  • Hotel Maliyawan Masih Aset Pemkot
  • Dukung Penghapusan Remisi bagi Koruptor, Warga Solo Gelar Aksi

    Berita Kota Solo - Dukung Penghapusan Remisi bagi Koruptor, Warga Solo Gelar Aksi

    SOLO–Pemberian remisi atau pengurangan masa hukuman bagi koruptor yang seolah diobral memancing keprihatinan warga Solo. Hal itu mereka ungkapkan melalui aksi unjuk rasa yang digelar di Bundaran Gladak, Minggu (26/8/2012) pagi.

    Pantauan Solopos.com,, aksi dilakukan dalam bentuk teatrikal dengan memasang enam papan masing-masing bertuliskan huruf yang disusun membentuk kata remisi. Namun huruf s dalam kata itu diganti dengan lambang mata uang dolar.

    Penggagas aksi tersebut, Mayor Haristanto, menjelaskan penggantian huruf s dengan lambang dolar itu untuk menunjukkan kecurigaan adanya praktik jual beli remisi. Sebab, remisi itu seolah bisa dengan mudah didapatkan. Selain dengan memajang huruf-huruf itu, para peserta aksi juga menggelar teatrikal diiringi lagu, yang intinya menyerukan agar tidak ada ampun bagi koruptor.

    “Itu koruptor, tangkap! Itu koruptor, tembak! Jangan beri ampun,” teriak salah seorang peserta aksi dalam teatrikal itu.

    Kepada wartawan, Mayor menjelaskan aksi itu dilakukan sebagai wujud keprihatinan sekaligus penentangan terhadap aturan pemberian remisi bagi koruptor. Menurut Mayor, para koruptor itu seharusnya dihukum seberat-beratnya karena telah menyengsarakan rakyat.

    “Tapi kenyataannya, mereka malah dapat diskon hukuman dalam bentuk remisi. Apalagi tahun ini, remisi diberikan berturut-turut, saat tujuh belasan dilanjut saat Lebaran. Untuk terpidana kasus lain, okelah bisa dimaklumi. Tapi untuk koruptor, itu sama saja melukai rasa keadilan rakyat,” ujar Mayor, di sela-sela aksi.

    Mayor berharap aturan pemberian remisi untuk koruptor itu ditinjau ulang, kalau perlu dihapuskan. “Bagaimana para koruptor itu akan jera kalau hukuman mereka diberi diskon? Bagaimana penegakan hukum dan pemberantasan korupsi akan berhasil apabila para koruptor yang tertangkap dan dihukum itu malah dimanjakan dengan remisi,” serunya.

    Pemberian remisi bagi koruptor diatur dalam PP No 28/2006 tentang Pengaturan Hak Warga Binaan. Pro dan  kontra masih terus bergulir terkait aturan ini.


    Berita Minggu, 26/8/2012 10:32 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Hibah LKK Tak Juga Cair
  • ROMO J CASUTT MENINGGAL DUNIA: Ratusan Pelayat Ikuti Misa Pertama
  • Lebaran, Pengunjung Kolam Renang Tirtomoyo Meningkat
  • Hotel Maliyawan Masih Aset Pemkot
  • Pansus Maliyawan Koordinasi dengan Pemkab Karanganyar Soal Status Tanah
  • Hibah LKK Tak Juga Cair

    Berita Kota Solo - Hibah LKK Tak Juga Cair

    SOLO–Warga mulai mempertanyakan kepastian dana hibah untuk sejumlah lembaga di tingkat masyarakat atau setingkat Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) lantaran lewat pertengahan tahun belum ada tanda-tanda bisa dicairkan.

    Tak hanya mempertanyakan waktu pencairan, keluhan sulitnya mengajukan permohonan dana hibah juga makin meluas. Bukan hanya kader PKK yang merasa kesulitan namun pengurus LKK di tingkat RT, RW bahkan LPMK juga merasa syarat pencairan makin lama makin menyulitkan, terutama syarat pembuatan rekening lembaga.

    Sementara itu, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) menegaskan setiap pencairan dana hibah termasuk juga dana pembangunan kelurahan (DPK) harus melalui rekening lembaga. Hal yang sama juga berlaku untuk pencairan dana hibah RT, RW, PKK atau pun Posyandu.  Tanpa adanya rekening di Bank Jateng, dana hibah tidak bisa dicairkan. Demikian ditegaskan Kepala DPPKA, Budi Yulistianto, Sabtu (25/8/2012).

    Gratis

    Budi mengatakan pembuatan rekening lembaga merupakan kewajiban yang diminta pemerintah pusat. Oleh sebab itu kebijakan tersebut harus dipatuhi. Namun demikian supaya masyarakat tidak kerepotan, Pemkot bekerja sama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah membuat memorandum of understanding (MoU) tentang penggratisan pembukaan rekening. Dadanya MoU tersebut, masyarakat tidak perlu membayar saldo awal ketika hendak membuka rekening.

    “Semuanya gratis. Pertimbangan kami apabila pembukaan rekening melibatkan saldo awal, kasihan masyarakat. hibah yang diterima tidak seberapa masih harus menitipkan uang,” tandasnya.

    Lebih jauh ditanya mengenai kecilnya penyerapan dana hibah untuk LKK, Budi tidak memberikan jawaban jelas. Menurutnya, semua dana yang dibutuhkan masyarakat sudah berada di kas daerah. “Kalau semua persyaratan lengkap dana pasti bisa cepat cair,” tegas dia.

    Pengurus LPMK Sangkrah, Pasar Kliwon, Asmuni mengaku mengalami kesulitan yang sama seperti yang dikeluhkan pengurus LKK di Kemlayan, Serengan. “Terus terang saya dan kawan-kawan juga merasa kesulitan dengan aturan pencairan dana hibah yang setiap tahun terus berubah. Bukan hanya harus buka rekening baru, sekarang pencairan harus dengan dua nama yaitu ketua dan bendahara serta dilengkapi SK terkait. Kalau hanya pengurus RT, RW yang menerima, syarat itu kan ribet sekali. Uangnya tidak seberapa,” keluhnya.

    Setelah lewat pertengahan tahun, Asmuni juga mempertanyakan kapan dana hibah lembaga turun. Sementara pengurus LKK harus bekerja mulai awal tahun, mengapa menurut dia sampai menuju akhir tahun belum ada tanda-tanda biaya operasional hingga DPK bisa dicairkan.


    Berita Sabtu, 25/8/2012 23:20 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • ROMO J CASUTT MENINGGAL DUNIA: Ratusan Pelayat Ikuti Misa Pertama
  • Lebaran, Pengunjung Kolam Renang Tirtomoyo Meningkat
  • Hotel Maliyawan Masih Aset Pemkot
  • Pansus Maliyawan Koordinasi dengan Pemkab Karanganyar Soal Status Tanah
  • PILKADA JAKARTA: PAN Solo: Pak Amien Rais Pasti Sudah Berpikir
  • ROMO J CASUTT MENINGGAL DUNIA: Ratusan Pelayat Ikuti Misa Pertama

    Berita Kota Solo - ROMO J CASUTT MENINGGAL DUNIA: Ratusan Pelayat Ikuti Misa Pertama

    SOLO–Ratusan pelayat Romo J Casutt mengikuti misa arwah pertama di Gedung Serbaguna Kolese Mikael, Solo, Sabtu (25/8/2012). Misa tersebut dipimpin oleh Romo BB Triatmoko SJ & Romo Toni Kurmann SJ dari Swiss.

    Seperti diberitakan sebelumnya, Romo Johann Balthasar Casutt SJ atau akrab disapa Romo J Casutt, salah satu tokoh berdirinya ATMI St Mikael Solo meninggal dunia, Jumat (24/8/2012) pukul 18.40 WIB di RS Brayat Minulya, Solo.

    Keterangan yang diterima Solopos.com menyebutkan, jenazah Romo Casutt, mulai pukul 21.30 WIB disemayamkan di Gedung Serbaguna Mikael Kampus ATMI Karangangasem, Jl Mojo Nr 1 Karangasem Solo.

    Sementara misa arwah ke dua akan dilaksanakan di Kampus ATMI, Minggu (26/8/2012) pukul 11.00 WIB.


    Berita Sabtu, 25/8/2012 11:05 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Lebaran, Pengunjung Kolam Renang Tirtomoyo Meningkat
  • Hotel Maliyawan Masih Aset Pemkot
  • Pansus Maliyawan Koordinasi dengan Pemkab Karanganyar Soal Status Tanah
  • PILKADA JAKARTA: PAN Solo: Pak Amien Rais Pasti Sudah Berpikir
  • PILKADA JAKARTA: Rudy: Angka Kemiskinan Riil, Bukti Jokowi Jujur
  • Lebaran, Pengunjung Kolam Renang Tirtomoyo Meningkat

    Berita Kota Solo - Lebaran, Pengunjung Kolam Renang Tirtomoyo Meningkat

    SOLO-Jumlah pengunjung Kolam Renang Tirtomoyo, Solo selama Lebaran 2012 meningkat.

    Jika jumlah pengunjung hari biasa rata-rata sekitar 300 orang, selama libur Lebaran itu jumlah pengunjung bisa mencapai sekitar 400 orang.

    Menurut Kasi Kolam Renang Tirtomoyo, Ratmoko, peningkatan jumlah pengunjung Kolam Renang Tirtomoyo Manahan selama Lebaran cukup signifikan.

    “Terjadi peningkatan signifikan [jumlah pengunjung]. Kalau hari-hari biasa sekitar 300 orang, itu termasuk anak-anak sekolah yang ada kegiatan berenang di sini . Sedangkan saat Lebaran ini pengunjung bisa mencapai 400 orang. Jumlah itu hanya dari pengunjung umum, karena kan untuk anak-anak sekolah saat ini masih
    libur,” ungkap Ratmoko ketika ditemui wartawan di kantornya, Jumat (24/8/2012).

    Dijelaskan Ratmoko, peningkatan jumlah pengunjung di kolam renang tersebut terjadi H+1 Lebaran, atau mulai Senin (20/8/2012). “Hari H Lebaran atau Minggu (19/8/2012) kami tutup sehari. Sebelumnya, juga tutup yaitu tanggal 17 Agustus,” terangnya.

    Namun H+5 Lebaran, atau Jumat, dikatakan Ratmoko, jumlah pengunjung kembali normal.


    Berita Jumat, 24/8/2012 12:44 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Hotel Maliyawan Masih Aset Pemkot
  • Pansus Maliyawan Koordinasi dengan Pemkab Karanganyar Soal Status Tanah
  • PILKADA JAKARTA: PAN Solo: Pak Amien Rais Pasti Sudah Berpikir
  • PILKADA JAKARTA: Rudy: Angka Kemiskinan Riil, Bukti Jokowi Jujur
  • Walikota Sidak Pelayanan Publik
  • Hotel Maliyawan Masih Aset Pemkot

    Berita Kota Solo - Hotel Maliyawan Masih Aset Pemkot

    SOLO--Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Solo menegaskan Hotel Maliyawan saat ini masih tercatat sebagai aset Pemkot.

    Kondisi tersebut dipertegas statemen Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Widdi Srihanto usai rapat paripurna di Gedung DPRD, Jumat (24/8/2012).

    Menurutnya, selama persetujuan pelepasan masih dalam proses pembahasan di tingkat Pansus, Hotel Maliyawan hingga sekarang di bawah pengelolaan Disbudpar.“Sampai sekarang Hotel Maliyawan memang masih di bawah pengelolaan Disbudpar. Masih ada staf kami di sana untuk melayani para tamu. Karena masih ada staf, tentunya kami masih mengalokasikan  anggaran untuk mereka,” ujar Widdi.

    Bedanya, sambung Widdi, apabila pada tahun-tahun sebelumnya masih ada anggaran untuk pemeliharaan, kondisi berbeda ditemui pada tahun ini. Sebab alokasi APBD pada tahun ini khusus untuk pembayaran gaji pegawai yang statusnya masih tenaga honorer. Untuk perawatan gedung serta perbaikan sama sekali tak ada anggarannya.

    Widdi menambahkan karena status Maliyawan masih di bawah pengelolaan Disbudpar, pemasukan tiap bulan masih menjadi wewenang Pemkot. Karenanya pendapatan dari para tamu selalu disetor ke kas daerah sebagai PAD. Disinggung apakah Disbudpar pernah mengajukan penyerahan aset kepada Pemprov Jateng, Widdi menjawab tidak. “Belum pernah. Masih kami kelola sendiri. Belum pernah diserahterimakan,” tandas dia.

    Widdi melanjutkan hingga saat ini Pemprov Jateng juga belum pernah mengajak koordinasi Pemkot mengenai status tanah dan Hotel Maliyawan. Terpisah, Kepala DPPKA, Budi Yulistianto mengatakan hingga saat ini Hotel Maliyawan masih tercatat sebagai aset Pemkot. Dalam perhitungan neraca anggaran, bangunan hotel tersebut masih termasuk.


    Berita Jumat, 24/8/2012 20:54 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Pansus Maliyawan Koordinasi dengan Pemkab Karanganyar Soal Status Tanah
  • PILKADA JAKARTA: PAN Solo: Pak Amien Rais Pasti Sudah Berpikir
  • PILKADA JAKARTA: Rudy: Angka Kemiskinan Riil, Bukti Jokowi Jujur
  • Walikota Sidak Pelayanan Publik
  • Penumpang Railbus Meningkat 3 Kali Lipat!
  • Pansus Maliyawan Koordinasi dengan Pemkab Karanganyar Soal Status Tanah

    Berita Kota Solo - Pansus Maliyawan Koordinasi dengan Pemkab Karanganyar Soal Status Tanah

    SOLOâ€"Panitia Khusus (Pansus) Pelepasan Aset Maliyawan bakal berkoordinasi dengan Pemkab Karanganyar untuk meneliti status tanah di Tawangmangu tersebut.

    Pansus mengagendakan koordinasi dengan Pemkab Karanganyar dilakukan pada pekan depan. Demikian disampaikan Wakil Ketua Pansus Pelepasan Aset Maliyawan, Dedy Purnomo ketika dijumpai wartawan, Kamis (23/8).

    “Hingga saat ini pembahasan aset Maliyawan memang terus berjalan dan sangat dinamis. Terakhir ketika kami berkonsultasi dengan Kementerian Hukum dan HAM, kami diminta berkoordinasi dengan Pemkot kembali. Intinya pelepasan aset harus sesuai dengan PP 6/2006, Permendagri 17/2007 dan Perda 8/2008. Dengan kata lain pelepasan aset Maliyawan harus dengan persetujuan Dewan,” ungkap Dedy.

    Yang masih menjadi ganjalan hingga saat ini, lanjut Dedy, adanya informasi mengenai tanah Maliyawan yang sudah beralih kepemilikan. Dedy mengatakan Pansus merasa seolah-olah ditinggalkan oleh Pemkot mengenai status tanah yang dimaksud. Oleh sebab itulah agar Pansus tidak salah langkah sehingga berimplikasi hukum pada suatu saat nanti, diagendakan adanya koordinasi dengan Pemkab Karanganyar pada pekan depan.

    Dedy menambahkan, untuk bisa membuktikan apakah tanah di Maliyawan sudah berpindah tangan ataukah belum hanya dengan mengecek segala dokumentasi di Karanganyar. “Nanti akan cek. Prinsipnya apabila informasi mengenai pemindahan kepemilikan itu benar maka harus ada bukti. Terus terang sampai saat ini Pansus belum memiliki bukti apapun,” jelas dia.

    Disinggung sikap apa yang akan diambil Pansus apabila bukti mengarah kepada pergantian kepemilikan, Dedy enggan berkomentar. Menurutnya, apapun bukti yang ditemukan akan menjadi bahan rapat Pansus. Tanpa bukti apapun Pansus tidak bisa bergerak dengan leluasa.

    Secara normatif, tambah Dedy, Pemprov Jateng tidak akan berani menjual tanah Maliyawan tanpa adanya pengembalian aset dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) sebagai pengelola.

    “Selama ini sudah puluhan tahun Disbudpar mengelola Hotel Maliyawan. Untuk keperluan itu bahkan hampir setiap tahun APBD menyokong pembiayaan hotel, misalnya membayar gaji pegawai, pemeliharaan dan lainnya. Persoalannya sampai saat ini pun kami cek Disbudpar belum pernah mengajukan penyerahan aset Maliyawan kepada Pemprov. Secara hukum logikanya tanah memang tidak akan berpindah tangan,” tegas dia.


    Berita Jumat, 24/8/2012 06:47 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • PILKADA JAKARTA: PAN Solo: Pak Amien Rais Pasti Sudah Berpikir
  • PILKADA JAKARTA: Rudy: Angka Kemiskinan Riil, Bukti Jokowi Jujur
  • Walikota Sidak Pelayanan Publik
  • Penumpang Railbus Meningkat 3 Kali Lipat!
  • PENYERANGAN POSPAM SOLO: “Terkait Pilkada, Ada Pihak yang Diduga Ingin Jatuhkan Citra Jokowi”
  • PILKADA JAKARTA: PAN Solo: Pak Amien Rais Pasti Sudah Berpikir

    Berita Kota Solo - PILKADA JAKARTA: PAN Solo: Pak Amien Rais Pasti Sudah Berpikir

    SOLOâ€"Pernyataan Dewan Penasihat Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga pendiri PAN, Amien Rais, mengenai prestasi Cagub DKI Jakarta Jokowi belum spektakuler menuai reaksi dari beberapa warga. Lalu bagaimana dengan sikap DPD PAN Solo?

    Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Solo, Umar Hasyim, menyatakan penilaian Amien Rais terhadap Jokowi, pasti sudah melalui pemikiran dan pertimbangan matang.

    Oleh sebab itulah penilaian tersebut wajib dihormati. Demikian halnya dengan pihak-pihak yang kontra dengan pernyataan Amien Rais tersebut. Dia menilai sikap tersebut hal yang wajar sebagai dinamisasi dalam alam demokrasi.

    “Kami dan masyarakat mengenal Pak Amin sebagai mantan pejabat pemerintahan, akademisi dan tokoh nasional. Oleh sebab itulah kami yakin dalam memberikan penilaian kepada seseorang pastilah sudah melalui pemikiran dan pertimbangan yang matang. Tidak akan asal bicara. Karena itu kami berharap pendapat tersebut bisa dihormati,” jelas Umar Hasyim kepada Solopos.com Kamis (23/8/2012).

    Sebagaimana diberitakan sebelumnya pernyataan Amien Rais mengundang komentar di media online termasuk Solopos.com dan Twitter. Baca PILKADA JAKARTA: Amien Berbicara, Warga Bereaksi.

    Dalam catatan Solopos.com, dua kali Amien yang juga pria kelahiran Solo ini memberikan komentar. Pertama seusai acara buka bersama di kediaman Rumah Dinas Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, di Jakarta, Senin (6/8/2012) malam, Amien menilai prestasi Jokowi belum spektakuler. (Baca PILKADA JAKARTA: Amien Rais: Jokowi Belum Spektakuler).

    Pernyataan yang tak jauh beda diungkapkan Amien Rais di sela-sela silaturahmi dengan keluarga besarnya di Bekonang, Sukoharjo, Selasa (21/8/2012).

    Tentu saja dua kali pernyataan pria yang juga mendapat julukan sebagai Bapak Reformasi itu ditanggapi beragam di media online maupun situs jejaring sosial seperti Twitter.

    Seperti diungkapkan akun @emanasetiawan, “Waduh gmana pimpin Jakarta yah? Amien rais: dipimpin jokowi solo makin miskin”

    Ada juga yang member komentar @soegiiiiih, “fakta apa mencela?”

    Ada juga yang berkomentar @kalatida, “Harusnya Amien Rais juga bicara tentang kebusukan Foke. Tendensius kalau dia cuma mengomentari Jokowi “  Tak hanya di Twitter yang saling serang di Solopos.com, beberapa pengunjung pun ikut memberi komentar.


    Berita Kamis, 23/8/2012 16:39 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • PILKADA JAKARTA: Rudy: Angka Kemiskinan Riil, Bukti Jokowi Jujur
  • Walikota Sidak Pelayanan Publik
  • Penumpang Railbus Meningkat 3 Kali Lipat!
  • PENYERANGAN POSPAM SOLO: “Terkait Pilkada, Ada Pihak yang Diduga Ingin Jatuhkan Citra Jokowi”
  • Pascalebaran, Ratusan Pegawai DKK Solo Tak Ajukan Cuti
  • PILKADA JAKARTA: Rudy: Angka Kemiskinan Riil, Bukti Jokowi Jujur

    Berita Kota Solo - PILKADA JAKARTA: Rudy: Angka Kemiskinan Riil, Bukti Jokowi Jujur

    SOLOâ€"Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Solo yang diketuai Wakil Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo ikut bersuara soal upaya menyudutkan Cagub DKI Jakarta, Jokowi lewat angka kemiskinan.

    Rudy menanggapi santai mengenai hal itu. Menurutnya, tidak ada alasan pihaknya merasa keberatan dengan penggunaan data itu karena itu data riil sesuai kondisi sebenarnya.

    Justru, kata Rudy, data tersebut menunjukkan keberanian kepala daerah yakni Jokowi untuk jujur mengungkap fakta sesuai realita apa adanya, bukan data semu.

    Selain itu, dengan mengungkap data riil mengindikasikan keberhasilan dalam melakukan pendataan. “Lagi pula parameter yang kami pakai untuk mendata juga berbeda. Kami memakai 25 parameter sedangkan BPS [Badan Pusat Statistik] hanya memakai 14 parameter,” jelas Rudy, saat diwawancarai wartawan di balaikota, Kamis (23/8/2012).

    Rudy meyakini data kemiskinan riil di seluruh Indonesia pun sebenarnya jauh lebih tinggi dibandingkan data yang terungkap. Masalahnya, daerah lain tidak ada yang berani untuk mengungkap data riil itu. Entah karena alasan politis atau pun alasan lainnya.

    Padahal, lanjut Rudy, dengan data riil itu penanganan masalah kemiskinan akan lebih mengena. Tidak hanya menanggulangi kemiskinan yang ada tapi sekaligus mencegah kemiskinan itu berlanjut hingga generasi berikutnya.

    “Biar saja kalau ada yang mau pakai data itu untuk black campaign, dinilai sebagai kegagalan pemkot. Yang terpenting adalah upaya untuk mengatasi masalah kemiskinan itu benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” tegas Rudy.

    Rudy mengungkapkan jumlah warga miskin berdasarkan data TKPKD yang didasarkan pada 25 parameter mencapai 133.600 jiwa. Data itu jauh lebih tinggi dibandingkan data BPS yang memakai 14 parameter, yakni sekitar 70.000 jiwa. Data jumlah warga miskin sebanyak 133.600 jiwa itu sudah ditetapkan dengan SK Walikota.


    Berita Kamis, 23/8/2012 22:00 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Walikota Sidak Pelayanan Publik
  • Penumpang Railbus Meningkat 3 Kali Lipat!
  • PENYERANGAN POSPAM SOLO: “Terkait Pilkada, Ada Pihak yang Diduga Ingin Jatuhkan Citra Jokowi”
  • Pascalebaran, Ratusan Pegawai DKK Solo Tak Ajukan Cuti
  • ANGGARAN DIPANGKAS: Anggaran Bintek Dewan Dipangkas Senilai Rp850 Juta
  • Walikota Sidak Pelayanan Publik

    Berita Kota Solo - Walikota Sidak Pelayanan Publik

    SOLO–Walikota Solo, Joko Widodo, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah tempat pelayanan publik, Kamis (23/8/2012).

    Hal itu untuk memastikan pegawainya siap memberikan layanan kepada masyarakat pada hari pertama masuk kerja setelah libur Lebaran.

    Pantauan Solopos.com, tempat pertama yang didatangi Jokowi, yang didampingi Sekretaris Daerah (Sekda), Budi Suharto, adalah tempat pelayanan pendaftaran peserta program pemeliharaan kesehatan masyarakat (PKMS) di mana sejumlah warga sudah mengantre.

    Setelah itu sidak dilanjutkan ke tempat pelayanan perizinan terpadu. Jokowi mendapati tempat pelayanan itu masih sepi meski para petugas sudah siap di belakang meja pelayanan. “Petugasnya sudah siap, tapi rupanya masyarakatnya yang belum. Belum ada yang datang minta pelayanan. Mungkin masih liburan. Yang penting petugasnya siap dulu,” katanya.

    Sidak dilanjutkan ke tempat pelayanan administrasi kependudukan (KTP, KK, E-KTP, surat pindah dan lain-lain). Di tempat itu warga sudah berjubel, termasuk di tempat perekaman e-KTP di mana banyak warga perantau yang memanfaatkan momentum mudik untuk mengurus e-KTP.

    Jokowi terheran-heran dengan masih banyaknya warga yang belum mengurus e-KTP. Namun kemudian memaklumi setelah diberi penjelasan bahwa mereka adalah  warga Solo yang berada di luar kota saat diundang melakukan perekaman. Jokowi juga berencana melanjutkan sidak ke kecamatan dan kelurahan namun tidak mengatakan lokasi tepatnya.


    Berita Kamis, 23/8/2012 11:42 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Penumpang Railbus Meningkat 3 Kali Lipat!
  • PENYERANGAN POSPAM SOLO: “Terkait Pilkada, Ada Pihak yang Diduga Ingin Jatuhkan Citra Jokowi”
  • Pascalebaran, Ratusan Pegawai DKK Solo Tak Ajukan Cuti
  • ANGGARAN DIPANGKAS: Anggaran Bintek Dewan Dipangkas Senilai Rp850 Juta
  • BPSK: Selama Lebaran Pelanggaran Perparkiran Mendominasi
  • Penumpang Railbus Meningkat 3 Kali Lipat!

    Berita Kota Solo - Penumpang Railbus Meningkat 3 Kali Lipat!

    SOLO–Penumpang Railbus Batara Kresna meningkat tiga kali lipat sejak tiga hari lalu.

    Kepala Stasiun Purwosari, Bakti, Rabu (22/8/2012), mengatakan peningkatan penumpang didominasi Jurusan Solo-Sukoharjo. Sementara, peningkatan jumlah penumpang railbus jurusan Solo-Yogyakarta tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 10%.

    Menurut Bakti, saat hari-hari biasa, penumpang railbus Jurusan Solo-Sukoharjo hanya lima sampai sepuluh orang. Sedangkan total jumlah penumpang sejak tiga hari lalu sekitar 100 orang lebih. Kenaikan tersebut mayoritas terjadi pada railbus yang keberangkatannya sore hari.

    “Hari kemarin [Selasa, 21/8/2012] jumlah penumpang total 104 orang. Tiga hari ini memang meningkat sampai lebih dari 100 orang. Kalau arah Solo-Yogya masih biasa hanya sekitar 70 orang. Biasanya 40 orang sekali jalan,” ujarnya saat ditemui Solopos.com,  Rabu, di ruang kerjanya.

    Kenaikan penumpang tersebut, menurut Bakti hanya terjadi pascalebaran. Setelah Lebaran, ia tak yakin penumpang railbus sebanyak itu.  Pasalnya penggunannya bakal menurun.


    Berita Rabu, 22/8/2012 20:28 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • PENYERANGAN POSPAM SOLO: “Terkait Pilkada, Ada Pihak yang Diduga Ingin Jatuhkan Citra Jokowi”
  • Pascalebaran, Ratusan Pegawai DKK Solo Tak Ajukan Cuti
  • ANGGARAN DIPANGKAS: Anggaran Bintek Dewan Dipangkas Senilai Rp850 Juta
  • BPSK: Selama Lebaran Pelanggaran Perparkiran Mendominasi
  • Jokowi Digeruduk Penumpang Jaladara
  • PENYERANGAN POSPAM SOLO: “Terkait Pilkada, Ada Pihak yang Diduga Ingin Jatuhkan Citra Jokowi”

    Berita Kota Solo - PENYERANGAN POSPAM SOLO: “Terkait Pilkada, Ada Pihak yang Diduga Ingin Jatuhkan Citra Jokowi”

    SOLO-Pengamat politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Moh Jamin, menilai ada dua kemungkinan dalang pelaku penyerangan pospam Lebaran Solo, beberapa waktu lalu.  Kepada Solopos.com, Rabu (22/8/2012), kemungkinan pertama enyerangan diperkirakan didalangi oleh kelompok radikal yang ingin meneror Solo.

    Kemungkinan kedua penyerangan pospam didalangi oleh kelompok tertentu yang dipesan oleh politisi untuk mengacaukan Solo. Dia mengatakan bila penyebabnya faktor kedua, ada kemungkinan penyerangan pospam terkait dengan agenda Pilkada DKI Jakarta putaran II, 20 September mendatang.

    Tujuan akhir yang ingin dicapai pelaku teror yakni kekacauan Solo sekaligus jatuhnya citra Joko Widodo (Jokowi) sebagai cagub DKI Jakarta. “Saya melihat banyak faktor bisa jadi penyebab aksi penyerangan pospam. Termasuk kemungkinan penyerangan merupakan pesanan para politis untuk mengacaukan Solo dan menjatuhkan citra Jokowi,” papar dia.

    Sebelumnya (Baca: PENEMBAKAN POSPAM SOLO: Jokowi: Penembakan Tak Terkait Isu Pilkada), Jokowi menampik penembakan pospam Gemblegan, Jumat (17/8/2012) dini hari ada kaitannya dengan proses politik yang sedang dijalaninya sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Dia meyakini hal itu tak ada hubungannya dan berharap masyarakat pun berpikir demikian.

    “Peristiwa ini bisa terjadi di mana saja, kebetulan saja ini di Solo. Motif pelakunya juga tidak jelas. Yang penting, saya titip pesan agar semuanya lebih berhati-hati,” ujar Jokowi, saat diwawancarai wartawan di Stadion R Maladi Sriwedari, Jumat.


    Berita Rabu, 22/8/2012 22:30 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Pascalebaran, Ratusan Pegawai DKK Solo Tak Ajukan Cuti
  • ANGGARAN DIPANGKAS: Anggaran Bintek Dewan Dipangkas Senilai Rp850 Juta
  • BPSK: Selama Lebaran Pelanggaran Perparkiran Mendominasi
  • Jokowi Digeruduk Penumpang Jaladara
  • Jokowi Digeruduk Penumpang Jaladara
  • Pascalebaran, Ratusan Pegawai DKK Solo Tak Ajukan Cuti

    Berita Kota Solo - Pascalebaran, Ratusan Pegawai DKK Solo Tak Ajukan Cuti

    SOLO–Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo memberikan kesempatan cuti maksimal tiga hari pascalebaran ini bagi para pegawai yang terdiri atas dokter, bidan, perawat dan tenaga medis lainnya.

    Cuti itu sebagai pengganti karena mereka tidak ikut libur dan cuti bersama Lebaran bersama pegawai negeri sipil (PNS) lainnya. Kendati demikian, rupanya tidak semua pegawai DKK memanfaatkan kesempatan tersebut. Bahkan hanya sedikit yang mengajukan cuti pascalebaran.

    Kepala DKK Solo, dr Siti Wahyuningsih, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (22/8), mengungkapkan dari total jumlah pegawai DKK senilai 569 orang, hanya 39 orang yang sudah mengajukan cuti.

    “Ya kami tetap memberi kesempatan para pegawai untuk cuti, tapi kan harus diatur secara bergiliran agar pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu,” ujar Ning, sapaan akrabnya.

    Mengenai jumlah pasien di puskesmas-puskemas, Ning mengatakan sepanjang Lebaran kemarin dengan hanya satu hari tutup, yakni pada Minggu (19/8/2012), tidak ada peningkatan jumlah maupun laporan kasus yang luar biasa. “Biasanya kan setelah Lebaran banyak kasus seperti diare, batuk, flu dan sebagainya. Tapi ini sepertinya tidak terlalu signifikan,” katanya.


    Berita Rabu, 22/8/2012 11:48 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • ANGGARAN DIPANGKAS: Anggaran Bintek Dewan Dipangkas Senilai Rp850 Juta
  • BPSK: Selama Lebaran Pelanggaran Perparkiran Mendominasi
  • Jokowi Digeruduk Penumpang Jaladara
  • Jokowi Digeruduk Penumpang Jaladara
  • SYAWALAN: Ribuan Wisatawan Serbu Syawalan Jurug 2012
  • ANGGARAN DIPANGKAS: Anggaran Bintek Dewan Dipangkas Senilai Rp850 Juta

    Berita Kota Solo - ANGGARAN DIPANGKAS: Anggaran Bintek Dewan Dipangkas Senilai Rp850 Juta

    SOLO-Anggaran peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD Solo dipangkas hingga Rp850 juta dalam anggaran perubahan.

    Pemangkasan tersebut merupakan kesepakatan badan anggaran (banggar) setelah menilai dana itu bakal mubazir apabila tetap dialokasikan. Mepetnya waktu yang tersisa hingga akhir tahun anggaran serta peraturan menteri dalam negeri  bahwa penyelenggara bintek haruslah perguruan tinggi (PT) yang sudah terakreditasi atau bekerja sama dengan Depdagri menjadi salah satu pertimbangan pemangkasan dana yang dimaksud.

    Ketua DPRD Solo, YF Sukasno mengatakan memang ada pengurangan alokasi dana untuk peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD atau yang biasanya disebut kegiatan bimbingan teknis (bintek). Pengurangan anggaran tersebut dari yang semula Rp2,3 miliar menjadi tinggal Rp1,4 miliar atau turun senilai Rp850 juta.

    “Untuk kegiatan bintek memang ada pengurangan alokasi anggaran hingga Rp800 juta lebih. Pengurangan itu sudah sesuai dengan kesepakatan banggar karena kami melihat waktu yang tersisa sangat mepet,” ujar dia, Selasa (21/8/2012).

    Apabila anggaran perubahan digedok pada September, Kasno menambahkan, secara otomatis tinggal tersisa empat bulan untuk melaksanakan bintek pimpinan maupun anggota DPRD. Banggar menilai empat bulan bukan waktu yang cukup untuk melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas yang outputnya berupa peningkatan SDM masing-masing legislator.

    “Bintek biasanya digelar ketika ada peraturan baru seperti misalnya ada UU baru atau PP baru. Supaya legislator tidak buta aturan makanya mereka ibaratnya mereka kemudian dikursuskan atau diikutkan bintek. Nah ketika pembahasan anggaran di banggar kemarin, kami melihat belum ada aturan baru pada beberapa bulan terakhir sehingga kegiatan bintek belum perlu dilaksanakan,” papar Kasno.

    Hal senada disampaikan Wakil Ketua DPRD Solo, Supriyanto. Menurutnya, pertimbangan efektivitas serta kehati-hatian sangat diterapkan legislator khususnya banggar dalam menentukan alokasi dana untuk bintek.

    “Sesuai dengan peraturan menteri dalam negeri yang baru kegiatan bintek sekarang ini haruslah dengan PT yang sudah ada kerja sama dengan Depdagri bukan asal sembarang PT seperti tahun-tahun sebelumnya. Dengan mepetnya waktu yang tersisa serta prinsip kehati-hatian, kami putuskan untuk sementara dana tambahan bintek dicoret dulu,” tegasnya.


    Berita Selasa, 21/8/2012 15:41 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • BPSK: Selama Lebaran Pelanggaran Perparkiran Mendominasi
  • Jokowi Digeruduk Penumpang Jaladara
  • Jokowi Digeruduk Penumpang Jaladara
  • SYAWALAN: Ribuan Wisatawan Serbu Syawalan Jurug 2012
  • BAKDAN ING BALEKAMBANG: Egrang dan Dakon Bangkitkan Kenangan Masa Kecil
  • BPSK: Selama Lebaran Pelanggaran Perparkiran Mendominasi

    Berita Kota Solo - BPSK: Selama Lebaran Pelanggaran Perparkiran Mendominasi

    SOLO–Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Solo menerima sejumlah aduan konsumen terkait pelayanan parkir dan transportasi sejak awal Agustus 2012, khususnya selama masa Lebaran.

    Ketua BPSK Solo, Bambang Ary Nugroho mengemukakan aduan konsumen tersebut mayoritas dari hasil pantauan BPSK di sejumlah tempat, seperti pusat-pusat perbelanjaan dan kuliner. Diakuinya, saat ini pihaknya juga telah mengantongi data tempat-tempat yang banyak terjadi pelanggaran.

    “Sejak awal Ramadan, kami memang menyediakan layanan pengaduan melalui hotline. Dari situ sejumlah aduan dari konsumen kebanyakan menyangkut parkir. Hal itu juga kami respons dengan pengawasan intensif langsung di lapangan, sejak awal Agustus. Data juga sudah kami kantongi,” ungkap Bambang ketika dimintai informasi Solopos.com, Selasa (21/8/2012).

    Terkait pelanggaran perparkiran tersebut, Bambang mengungkapkan konsumen rata-rata mengeluhkan tarif parkir ditarik melebihi ketentuan zona. ”Seharusnya tarif parkir diberlakukan sesuai Perda [peraturan daerah],” tegasnya.

    Terhadap aduan konsumen itu, Bambang menyatakan pihaknya telah meminta UPTD Perparkiran Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) agar segera menertibkan juru parkir di lapangan. ”Kami tidak punya kewenangan penindakan, tetapi hanya sebatas menyampaikan laporan,” kata Bambang.

    Selain itu, Bambang menyebutkan setidaknya ada tujuh tempat usaha yang penyelenggaraan parkirnya menyalahi UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen, antara lain pusat perbelanjaan, hotel dan toko buku. Pelanggaran itu, lanjut Bambang, terdapat pada klausula baku atau aturan yang dibuat sepihak dan sifatnya mengikat produsen dengan konsumen, yang dicantumkan pada tiket parkir. Dalam tiket itu disebutkan pengelola parkir tidak bertanggung jawab atas kehilangan yang diderita pengguna jasanya.

    “Pencantuman klausula baku pada pelayanan parkir off street [di kantong parkir dalam gedung] seperti itu melanggar pasal 18 ayat 1 UU No 8/1999. Ada ancaman pidana 5 tahun dan denda maksimal Rp2 miliar,” jelasnya.

    Ditegaskan Bambang, dalam waktu dekat BPSK akan segera melayangkan surat peringatan kepada tempat-tempat usaha yang tercatat melanggar UU Perlindungan Konsumen terkait layanan parkir tersebut.

    Ditemui sebelumnya, Kepala UPTD Perparkiran Dishubkominfo, Anindita Prayoga mengatakan sejak H-7 hingga H+7 Lebaran, Dishubkominfo membuka posko pengaduan pelanggaran parkir di enam titik rest area, kantor UPTD Perparkiran dan markas kepolisian. Sedangkan posko di kantor UPTD Perparkiran dan markas kepolisian kapan saja bisa menerima pengaduan.

    “Silakan melapor bila masyarakat merasa dirugikan mengenai pelanggaran tarif atau parkir yang semrawut. Sejauh ini laporan bisa ke polisi dan kantor dinas,” jelas Anindita.


    Berita Selasa, 21/8/2012 19:11 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Jokowi Digeruduk Penumpang Jaladara
  • Jokowi Digeruduk Penumpang Jaladara
  • SYAWALAN: Ribuan Wisatawan Serbu Syawalan Jurug 2012
  • BAKDAN ING BALEKAMBANG: Egrang dan Dakon Bangkitkan Kenangan Masa Kecil
  • KEBERSAMAAN DI HARI LEBARAN: Umat Muslim Salat Id, Kebaktian Gereja Pun Diundur
  • Jokowi Digeruduk Penumpang Jaladara

    Berita Kota Solo - Jokowi Digeruduk Penumpang Jaladara

    SOLO--Puluhan penumpang sepur kluthuk Jaladara peserta Solo Unique Tour With Jaladara, Selasa (21/8/2012), menggeruduk Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) di rumah dinas walikota Loji Gandrung.

    Solo Unique Tour With Jaladara merupakan salah satu rangkaian paket wisata bagian dari event Bakdan ing Balekambang. Sebanyak 80 peserta ikut dalam tur tersebut. Kereta berangkat dari Stasiun Purwosari dan mampir di Loji Gandrung sekitar pukul 10.30 WIB.

    Begitu berhenti di depan Loji Gandrung, para penumpang yang mayoritas dari Jakarta itu langsung menghambur keluar dan masuk menemui Jokowi. Mereka tak hanya minta berfoto bersama tapi juga minta tanda tangan untuk sertifikat sebagai peserta tur.

    Salah satu penumpang Rimbun Suharto, kepada Solopos.com mengaku tertarik ikut tur itu karena salah satu agendanya adalah bertemu Jokowi. “Kami dari Jakarta berenam. Saya sangat mendukung Pak Jokowi makanya saya ikut tur ini supaya bisa bertemu beliau,” jelasnya.

    Jokowi sendiri, yang ikut melepas ketika kereta kembali melanjutkan perjalanan, mengatakan begitulah seharusnya tamu disambut. “Tujuannya ya supaya mereka mau datang lagi ke Solo,” ujar Jokowi.


    Berita Selasa, 21/8/2012 20:29 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • Jokowi Digeruduk Penumpang Jaladara
  • SYAWALAN: Ribuan Wisatawan Serbu Syawalan Jurug 2012
  • BAKDAN ING BALEKAMBANG: Egrang dan Dakon Bangkitkan Kenangan Masa Kecil
  • KEBERSAMAAN DI HARI LEBARAN: Umat Muslim Salat Id, Kebaktian Gereja Pun Diundur
  • Kericuhan Warnai Pembagian Sembako dan Sedekah di Balaikota Solo
  • Jokowi Digeruduk Penumpang Jaladara

    Berita Kota Solo - Jokowi Digeruduk Penumpang Jaladara

    SOLO–Puluhan penumpang sepur kluthuk Jaladara peserta Solo Unique Tour With Jaladara, Selasa (21/8/2012), menggeruduk Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) di rumah dinas walikota Loji Gandrung.

    Solo Unique Tour With Jaladara merupakan salah satu rangkaian paket wisata bagian dari event Bakdan ing Balekambang. Sebanyak 80 peserta ikut dalam tur tersebut. Kereta berangkat dari Stasiun Purwosari dan mampir di Loji Gandrung sekitar pukul 10.30 WIB.

    Begitu berhenti di depan Loji Gandrung, para penumpang yang mayoritas dari Jakarta itu langsung menghambur keluar dan masuk menemui Jokowi. Mereka tak hanya minta berfoto bersama tapi juga minta tanda tangan untuk sertifikat sebagai peserta tur.

    Salah satu penumpang Rimbun Suharto, kepada Solopos.com mengaku tertarik ikut tur itu karena salah satu agendanya adalah bertemu Jokowi. “Kami dari Jakarta berenam. Saya sangat mendukung Pak Jokowi makanya saya ikut tur ini supaya bisa bertemu beliau,” jelasnya.

    Jokowi sendiri, yang ikut melepas ketika kereta kembali melanjutkan perjalanan, mengatakan begitulah seharusnya tamu disambut. “Tujuannya ya supaya mereka mau datang lagi ke Solo,” ujar Jokowi.


    Berita Selasa, 21/8/2012 11:55 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • SYAWALAN: Ribuan Wisatawan Serbu Syawalan Jurug 2012
  • BAKDAN ING BALEKAMBANG: Egrang dan Dakon Bangkitkan Kenangan Masa Kecil
  • KEBERSAMAAN DI HARI LEBARAN: Umat Muslim Salat Id, Kebaktian Gereja Pun Diundur
  • Kericuhan Warnai Pembagian Sembako dan Sedekah di Balaikota Solo
  • MALAM TAKBIRAN di Solo Digelar di Berbagai Tempat
  • SYAWALAN: Ribuan Wisatawan Serbu Syawalan Jurug 2012

    Berita Kota Solo - SYAWALAN: Ribuan Wisatawan Serbu Syawalan Jurug 2012
    SOLO – Ribuan pengunjung sudah memadati Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) pada hari pertama Syawalan Jurug 2012, Senin (20/8/2012).

    Area parkir TSTJ sampai tidak mampu menampung seluruh kendaraan yang di bawa pengunjung. Akibatnya sebagian kendaraan jenis mobil dan minibus diparkir di sebagian badan Jl KH Masykur dan Jl Ir Sutami. Membeludaknya pengunjung TSTJ juga memberikan berkah kepada muda-mudi di sekitar taman. Mereka menyulap lapak-lapak yang tidak digunakan pemiliknya sebagai lahan parkir. Sedangkan pengelola TSTJ hanya menerima parkir kendaraan jenis sepeda motor. Kendati sudah memanfaatkan sebagian taman di bagian dalam TSTJ tapi masih banyak sepeda motor yang tidak tertampung.

    Direktur Utama Perusda TSTJ, Lilik Kristianto, saat ditemui Solopos.com optimistis target jumlah pengunjung Syawalan Jurug 2012 sebanyak 60.000 orang bisa dipenuhi. Strateginya dengan mendorong terpenuhinya jumlah optimal saban hari selama Syawalan Jurug. “Kami sudah tambah wahana menjadi 25 unit. Ada juga Rumah Serangga yang baru saja kami luncurkan,” katanya.

    Setiap pengunjung TSTJ harus merogoh kocek Rp10.000/orang untuk bisa masuk melihat-lihat koleksi satwa dan menikmati keteduhan taman. Sementara sejumlah pengunjung TSTJ mengaku kurang nyaman dengan kondisi taman yang gersang. Seperti diungkapkan Parti, 38, asal Purwodadi dan Heri Susanto, 17, anaknya. Menurut mereka seharuanya pengelola bisa menjaga aspek hijau, asri dan teduh area taman.

    Heri yang merupakan pelajar di salah satu STM di Jakarta lantas membandingkan TSTJ dengan Kebun Binatang Ragunan yang teduh. Selain itu aktivitas satwa koleksi TSTJ kurang tereksplorasi dengan sistem kandangisasi. Berbeda dengan di Ragunan di mana satwa dilepas bebas di lingkungan mereka. “Tempat parkir TSTJ semrawut, tidak nyaman,” keluh dia.


    Berita Senin, 20/8/2012 17:01 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • BAKDAN ING BALEKAMBANG: Egrang dan Dakon Bangkitkan Kenangan Masa Kecil
  • KEBERSAMAAN DI HARI LEBARAN: Umat Muslim Salat Id, Kebaktian Gereja Pun Diundur
  • Kericuhan Warnai Pembagian Sembako dan Sedekah di Balaikota Solo
  • MALAM TAKBIRAN di Solo Digelar di Berbagai Tempat
  • KEAMANAN PARKIR: BPSK Nyatakan Pengelola Parkir Tirtonadi Siap Bertanggung Jawab
  • BAKDAN ING BALEKAMBANG: Egrang dan Dakon Bangkitkan Kenangan Masa Kecil

    Berita Kota Solo - BAKDAN ING BALEKAMBANG: Egrang dan Dakon Bangkitkan Kenangan Masa Kecil

    Lusi dan Suryo terlihat begitu asyik dengan permainan mereka. Lusi bermain dakon sementara suaminya, Suryo, asyik mengajari anaknya memainkan salah satu instrumen gamelan, saron. Mereka duduk di selembar tikar di atas rumput Taman Balekambang, Senin (20/8).

    Tak berapa lama kemudian, anak mereka yang lebih besar ikut bergabung dan meminta ayahnya mengajarinya bermain egrang. Egrang merupakan salah satu permainan keseimbangan berjalan dengan dua tongkat bambu yang masing-masing diberi pijakan kaki setinggi kurang lebih 30 cm dari tanah.

    Kebetulan, di arena permainan tradisional itu disediakan cukup banyak egrang dan di antara permainan-permainan lainnya paling banyak diminati. Jarang sekali ada egrang yang menganggur cukup lama sehingga pengunjung harus mengantre.

    “Benar kamu berani?” tanya Suryo kepada anak perempuannya itu, yang dijawab dengan anggukan oleh si anak.

    Lalu mereka berdua mengambil egrang dan mulai berlatih. Beberapa kali si anak hampir jatuh dan setiap kali itu pula ayahnya memeganginya. Meski terlihat takut, si anak tetap tertawa gembira. Apalagi tak sedikit anak-anak, remaja bahkan orang dewasa yang sedang mencoba dan mengalami hal serupa di sekeliling mereka.

    “Saya senang anak saya menyukai permainan tradisional yang ada di sini. Sebab sekarang permainan ini sudah sangat jarang dijumpai. Bagi kami sendiri, ini seperti nostalgia ke masa kecil,” ujar warga Bibis, Ngemplak, Banjarsari itu, disambut tawa isterinya.

    Hal senada dikatakan Doni. Warga Gremet, Manahan tersebut mengaku senang bisa menemukan permainan itu saat berekreasi menikmati Bakdan Ing Balekambang, Senin siang itu. “Sudah lama sekali tidak melihat permainan seperti ini. Jadi teringat masa kecil dulu,” ujar Doni.

    Doni mengakui tidak mudah belajar main egrang. Butuh konsentrasi, keseimbangan dan koordinasi supaya bisa berjalan cukup lama dengan egrang.

    Tak hanya warga Solo yang berminat pada permainan tradisional itu. Seorang pengunjung asal Balikpapan, Kalimantan Timur, Amar Hidayat juga mengaku terpukau dengan permainan tradisional terutama egrang yang ada di Balekambang, siang itu.

    “Saya belum pernah melihat apalagi memainkan egrang. Ternyata asyik sekali,” ujarnya.

    Panitia Bakdan Ing Balekambang sendiri mengaku tak menyangka permainan tradisional itu banyak peminatnya. Padahal ada sejumlah permainan lain yang lebih modern yang disediakan.

    “Saya lihat egrang-nya laris sekali, banyak yang berminat mencoba. Gamelan dan wayangnya juga. Bahkan wayangnya kemarin [Minggu (19/8)] ada tiga yang sobek karena terlalu dimainkan oleh anak-anak,” jelas Ketua Panitia Pelaksana Bakdan Ing Balekambang, Daryono, kepada wartawan.


    Berita Senin, 20/8/2012 21:57 - sumber: Solopos

    Berita Lainnya:
  • KEBERSAMAAN DI HARI LEBARAN: Umat Muslim Salat Id, Kebaktian Gereja Pun Diundur
  • Kericuhan Warnai Pembagian Sembako dan Sedekah di Balaikota Solo
  • MALAM TAKBIRAN di Solo Digelar di Berbagai Tempat
  • KEAMANAN PARKIR: BPSK Nyatakan Pengelola Parkir Tirtonadi Siap Bertanggung Jawab
  • PENEMBAKAN POS PAM SOLO: Tim Inafis Polda Jateng Olah TKP