PASAR KLIWON: Penjual Jasa Cetak Enggan Tempati Pasar Darurat

Berita Kota Solo - PASAR KLIWON: Penjual Jasa Cetak Enggan Tempati Pasar Darurat

SOLO--Penjual jasa cetak dan setting undangan di Pasar Kliwon enggan menempati kios di pasar darurat. Kios di pasar darurat dinilai kurang aman untuk menyimpan bahan dan mesin cetak yang bernilai puluhan juta.

Penjual jasa cetak undangan di Pasar Kliwon, Roni, mengaku lebih memilih mengontrak di sekitar Pasar Kliwon. Meski harga kontrakan per tahun relatif mahal, ia merasa lebih nyaman dibandingkan harus menempati kios pasar darurat.

Ia khawatir mesin cetak yang bernilai puluhan juta itu tak aman jika ditinggal saat malam hari. “Dari pada saya tidur enggak nyenyak lebih baik saya ngontrak,” jelasnya saat ditemui Solopos.com, Minggu (1/7/2012) di Pasar Kliwon.

Roni mengatakan selain kemanan yang kurang terjamin, luas kios di pasar darurat menurutnya terlalu sempit. Tak cukup untuk menyimpan semua alat dan bahan cetak. Selain itu, apabila menempati pasar darurat, ia khawatir pelanggannya bakal hilang karena tak tahu lokasi baru.

Senada, penjual jasa cetak undangan, Sarbinah,  mengaku masih sangsi menempati kios pasar darurat. Ia ingin melakukan observasi terlebih dahulu sebelum menempati kios tersebut. “Bahan percetakan saya terbuat dari kertas, nanti kalau hujan takutnya bocor lalu bahan dan alat cetak saya rusak,” ungkapnya saat ditemui di kiosnya.

Tempat Khusus

Sarbinah mengatakan seharusnya Pemkot menyediakan tempat khusus bagi penjual jasa cetak dan setting undangan. Tempat tersebut aman dan bisa digunakan oleh semua pedagang. Ia bahkan bersedia membayar biaya sewa kios tersebut.

“Kalau disediakan kios bersama dengan penjual lain kan pelanggan tidak kebingungan. Kalau seperti ini pelanggan bingung karena penjual nya pindah-pindah di tempat berbeda,” keluhnya.

Sementara, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Kliwon, Sehanto, Minggu, mengatakan sudah menyiapkan tim kemanan dari Pam Swakarsa yang bakal bertugas menjaga kios saat malam. Menurutnya Pemkot juga mengirimkan sebanyak empat personel aparat keamanan untuk membantu pedagang.

Sehanto menambahkan total pedagang di Pasar Kliwon sebanyak 73 orang. Sebanyak 21 orang ialah penjual jasa cetak dan setting undangan. Sekitar 11 penjual jasa tersebut kemungkinan tak ikut menempati kios di pasar darurat.  Lebih lanjut, menurut Sehanto meski tak menempati pasar darurat, penjual jasa itu tetap mendapat jatah kios baru karena memiliki Surat Hak Penempatan (SHP). Ia menuturkan pedagang Pasar Kliwon rencananya menempati pasar darurat pada Selasa, (10/7/2012)


Berita Senin, 02/7/2012 - sumber: Solopos

Berita Lainnya:
  • PENYELAMATAN CAGAR BUDAYA: TACB Pertanyakan Keseriusan Pemkot
  • HUT SOLOPOS: Ratusan Peserta Ikuti Resik-Resik Car Free Day
  • TPA PUTRI CEMPO: Sampah Terbakar Timbulkan Polusi, Warga Mengeluh
  • SMS PROVOKASI: Pedagang Menyatakan Pasar Klewer Berstatus Waspada
  • BPPDS BATAL DILANTIK, Tamu Undangan Pelantikan Kecele